Jember, Sinar.co.id,- Destinasi wisata Jember utamanya pengolahan dan penelitian kopi, kakao dan tembakau sejak zaman kolonial Belanda hingga saat ini, menjadi sentra andalan di bumi Jember Pandalungan.
Keterangan tersebut terangkum pada gelar OKK dan City Tour Jurnalis se Jatim di momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2024 pada Sabtu, (27/04/2024).
Gelar City Tour ke sejumlah destinasi wisata Jember di bumi pandalungan kali ini, mengajak seluruh jurnalis / awak media khususnya yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) se Jawa Timur, untuk mengunjungi sejumlah tempat destinasi wisata Jember yang memang dikenalkan untuk mendongkrak kejayaan Bumi Pandalungan dari lampau hingga saat ini.
City Tour Awal PWI Jember Puslit Koka
Tour destinasi wisata Jember pertama menuju ke penelitian kopi dan kakao (Puslit Koka) di kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, dengan suguhan beragam wisata alam dan edukasi.
Puslit Koka sendiri memiliki luas lahan yang dikelola sekitar 3080 hektar yang mencakup kecamatan Jenggawah, Rambipuji, Mumbulsari, Nogosari dan sekitarnya.
Disampaikan oleh pemandu city tour, Puslit Koka ini, juga terbuka untuk umum dengan beragam suguhan wana wisata alam dan edukasi seputar kopi dan kakao di Jember yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Selain suguhan perkebunan yang membentang panjang menuju Puslit Koka dan suguhan edukasi pemrosesan kopi juga kakao, Puslit Koka ternyata juga memproduksi beragam peralatan tekhnologi mesin pengolah kopi dan kakao hingga hasil produksinya diekspor ke manca negara.
Hal ini tentu, menjadikan kabupaten Jember memiliki kebanggaan tersendiri dibanding dengan daerah lain bahkan Indonesia wajib berbangga dengan adanya pusat penelitian kopi dan kakao satu-satunya di Indoneaia.
City Tour Destinasi Wisata Jember ke dua PWI Jember di Museum Tembakau
Museum Tembakau di Jl. Kalimantan, Krajan Timur, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember ini, menjadi pusat edukasi seputar tembakau satu-satunya di wilayah tapal kuda yang menyuguhkan data dan properti sejarah tembakau dari lampau hingga saat ini.
Disampaikan Kurator Museum Tembakau Jember, Sunito, julukan Jember sebagai kota tembakau ini, tidak terlepas dari sejarah sejak zaman kolonial Belanda.
Dimana tembakau di Jember ini, dikembangkan oleh George Bernie dari Belanda antara tahun 1825 hingga 1830 masehi yang khas tembakaunya tercatat dibawa dari Deli.
“Pengembangan tembakau ini, meliputi se kresidenan Besuki yang perjalanan George Bernie sindiri dimulai dari Situbondo, Kabupaten Bondowoso hingga akhirnya, menemukan area penanaman yang cocok di wilayah Jember selatan,” kata Sunito.
Menurutnya, tembakau di Jember berbeda dengan tembakau dari daerah lain yang bercirikhas khusus tembakau kretek dan sigaret cerutu.
Diketahui, museum tembakau di Jember ini juga menyediakan bahan baku berbagai tembakau yang terprogram penanamannya di Jember juga pengolahan bahan jadi hingga
limbahnya yang tak satupun tidak bermanfaat.