SINAR.CO.ID,- Merujuk pada judul di atas “Harusnya Tongkat Itu Dipukulkan Pada Fir’aun Bukan Pada Lautan…?,” menimbulkan tanya besar tentang pesan apa yang sedang disampaikan..??
Nah kali ini, bersama kita akan bahas pesan yang dinukil dari beberapa pesan terkait harusnya tongkat Nabi Musa AS kala itu tidak dipukulkan pada laut hingga membelah menjadi jalan.
Namun harusnya tongkat itu dari awal dipululkan saja kepada sang penguasa lalim Raja Fir’aun agar masalah segera selesai dan ribuan ummat tak perlu hijrah ke sebrang lautan.
Namun, itu semua merupakan skenario besar dari sang pencipta Allah SWT. Nah, bagai mana pesan tersirat dalam sejarah besar ummat muslim tersebut yuk chekidot.
Harusnya Tongkat Itu Dipukulkan Pada Fir’aun Bukan Pada Lautan
Pesan yang sedang disampaikan adalah bahwa keajaiban dan kekuasaan Allah lebih besar daripada kekuasaan manusia, termasuk Fir’aun yang dianggap sebagai salah satu penguasa terkuat pada masanya.
Percikan air yang dihasilkan saat tongkat Musa (AS) mengenai lautan dan membelahnya menjadi dua menunjukkan kekuatan Allah yang luar biasa.
Pesan ini mengajarkan kita untuk menghormati dan mengakui keagungan Allah serta tidak melampaui batas kekuasaan manusia.
Pada saat tongkat Musa (AS) dipukulkan pada lautan, peristiwa yang luar biasa terjadi. Lautan terbelah dan membuka jalan bagi Musa (AS) dan bangsa Israel untuk melintas.
Tongkat yang sebelumnya digunakan sebagai alat bantu bagi Musa (AS) dalam menggembalakan kawanan domba, tiba-tiba menjadi sarana yang digunakan Allah untuk menunjukkan keajaiban-Nya kepada Fir’aun, para pengikutnya dan seluruh umat manusia.
Pesan yang terkandung dalam peristiwa ini adalah bahwa kekuasaan dan keajaiban Allah tidak bisa dipandang sebelah mata. Allah mampu mengubah keadaan apa pun yang ada dalam dunia ini sesuai dengan kehendak-Nya.
Fir’aun, yang pada saat itu mengklaim sebagai Tuhan dan memiliki kekuasaan yang sangat besar, dihadapkan pada kekuatan yang jauh melebihi dirinya.
Hal ini mengingatkan manusia untuk tidak sombong dengan kekuasaan dan kemampuan mereka sendiri, serta untuk selalu mengakui dan menghormati kebesaran Allah.
Menggunakan tongkat sebagai sarana untuk memukulkan Fir’aun akan memberikan pesan yang berbeda. Sebagai penguasa mesir, Fir’aun sudah memiliki kekuasaan politik dan militer yang besar.
Namun, peristiwa ini menunjukkan bahwa kekuasaan manusia tidaklah sebesar kekuasaan Allah, dan seberapa kuat pun seseorang, jika ia melawan Allah, ia akan dikalahkan.
Pesan harusnya tongkat Musa dihujamkan pada Fir’aun ini, juga mengingatkan kita untuk berpaling kepada Allah sebagai sumber kekuatan dan kebijaksanaan, bukan pada kekuasaan manusia yang sementara dan terbatas.
Dalam kedua pesan ini, intinya adalah untuk mengingat betapa besar dan hebatnya Allah, serta untuk tidak menganggap remeh kekuasaan-Nya.
Hal ini mengajarkan kita untuk selalu tunduk dan menghormati kehendak-Nya, serta mengakui bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ciptaan-Nya.