Bondowoso, Sinar.co.id,- Melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Pemerintah kabupaten Bondowoso gelar pemecahan 1000 peserta tari ojung dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) di Alun-alun RBA Ki Ronggo, pada Sabtu malam, (13/07/2024).
Dalam pemecahan rekor pagelaran tari ojung kali ini, Bondowoso sudah tercatat ke 8 kalinya memecahkan rekor muri dengan sejumlah suguhan berbeda dan dari 1000 peserta tari ojung yang diusulkan, tercatat ada 1058 peserta.
Disampaikan Kadisparbudpora Bondowoso, Mulyadi, kegiatan pemecahan rekor muri tari ojung dan pengibaran 1000 bendera merah putih ini, merupakan kolaborasi antara Disparbudpora dengan Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten Bondowoso
Tari ojung ini, menurutnya, diikuti peserta dari 38 Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se Kabupaten Bondowoso.
“Ini bentuk kepedulian dari Pemerintah tentang pelestarian seni dan budaya khususnya tari ojung. Ini membuktikan jika kabupaten kita sampai saat ini tetap melestarikan seni budaya yang merupakan warisan dari leluhur kita di Bondowoso ini,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Perwakilan Muri, Sri Widayati, menyebut pagelaran tari ojung ini, menjadi catatatan salah satu dari 11.000 lebih rekor muri se Indonesia.
“Saya yakin, tari ojung ini tidak semata untuk pencapaian rekor muri saja namun juga, sebagai wujud melestarikan budaya yang adi luhung, yang menjadi simbol kebanggaan dan jati diri bangsa kita,” katanya.
Atas dasar tersebut, Sri Widayati, mengapresiasi upaya kabupaten Bondowoso melalui Kepala Disparbudpora utamanya atas prakarsanya mengangkat budaya kearifan lokal khususnya tari ojung.
“Semoga kegiatan ini mampu membangkitkan semangat cinta budaya di kalangan masyarakat khususnya generasi muda dan keberadaannya semakin dikenal tidak hanya di Bondowoso namun juga di kancah Nasional maupun dunia,” harapnya.
Sementara Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto, menyampaikan untuk generasi muda jika, budaya ini merupakan kewajiban untuk dilestarikan.
“Saya ingin nanti generasi emas 2045, tidak hanya melalui gedget atau Iti tapi juga, paham dengan kearifan lokal,” katanya
Menurutnya, kesenian tari ojung ini merupakan bagian integral dari salah satu seni dan kebudayaan di Bondowoso.
“Ojung bukan hanya tarian namun juga sebuah tradisi yang syarat dengan makna. Tradisi ini awalnya adalah bentuk doa untuk memohon turunnya hujan,” jelas Bambang.
Tari Ojung
Sebagai ulasan, pada jaman dahulu Ojung merupakan kesenian budaya pencak silat yang melibatkan dua laki – laki dengan saling memukulkan rotan satu sama lain secara bergantian dengan diiringi tetabuhan. Konon, setiap tetes darah dari bekas pukulan rotan itu merupakan persembahan untuk meminta turunnya hujan.
Namun, seiring perkembangan zaman, saat ini Ojung sudah menjadi pertunjukan seni budaya yang tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan tentang nilai-nilai budaya dan tradisi kearifan lokal.