Jember, Sinar.co.id,- Ketua Tim Relawan Cerdas (TRC) Jember, Imam Turyono, menyampaikan pernyataan yang tegas dan inspiratif terkait hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jember 2024.
Dalam sebuah konferensi pers, Imam menegaskan bahwa kemenangan sejati adalah yang diraih dengan mengutamakan akhlak, etika, serta mematuhi aturan yang berlaku.
Sebaliknya, kemenangan yang diperoleh dengan cara-cara curang, manipulatif, dan menghalalkan segala cara dianggapnya sebagai penghianatan terhadap nilai-nilai demokrasi.
“Menang dengan terhormat atau kalah dengan terhormat, itulah karakter petarung sejati. Karakter ini menunjukkan komitmen kita pada nilai-nilai luhur yang mendasari demokrasi. Kami di TRC percaya bahwa akhlak dan etika harus menjadi landasan utama dalam setiap langkah politik, termasuk dalam kompetisi Pilkada.” tegasnya.
Ketua TRC Jember
Imam Turyono secara khusus menyoroti berbagai bentuk kecurangan yang sering terjadi dalam kontestasi politik, seperti praktik politik uang, pemberian bantuan sembako, seragam, atau barang lainnya untuk memengaruhi pemilih.
Ia juga mengecam penggunaan provokasi, fitnah, dan kampanye hitam yang kerap menciderai proses demokrasi.
“Menghalalkan segala cara untuk menang bukanlah bagian dari perjuangan kami di TRC. Kami tidak ingin kemenangan yang diraih dengan mencurangi aturan atau menabrak etika politik. Semua itu hanya akan merusak demokrasi yang telah kita sepakati bersama sebagai sistem yang adil dan bermartabat,” ujar Imam dengan penuh semangat.
Menurutnya, praktik-praktik curang tersebut tidak hanya merugikan para kandidat yang berkompetisi secara jujur, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi.
Ia mengingatkan bahwa kemenangan yang diperoleh melalui cara yang tidak etis hanya akan menghasilkan pemimpin yang tidak bermoral dan cenderung merugikan rakyat di masa depan.
Komitmen TRC pada Etika Politik
Imam juga menegaskan bahwa TRC Jember berkomitmen untuk menjaga integritas demokrasi dengan cara-cara yang jujur dan bermartabat. Menurutnya, kekalahan yang terhormat jauh lebih baik daripada kemenangan yang diraih dengan menghalalkan segala cara.
“Kami relawan TRC lebih baik kalah dengan terhormat daripada menang dengan cara-cara yang menabrak aturan dan mengesampingkan etika politik. Karena bagi kami, tujuan utama berpolitik bukan hanya meraih kekuasaan, tetapi juga membangun peradaban yang lebih baik dan membawa manfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga berharap masyarakat Jember dapat lebih kritis dalam memilih pemimpin yang benar-benar berintegritas dan memiliki visi yang jelas untuk memajukan daerah.
Imam menekankan pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayu politik uang atau propaganda negatif.
Harapan untuk Pilkada Jember 2024
Dalam penutup pernyataannya, Imam Turyono menyampaikan doa dan harapannya agar Pilkada Jember 2024 dapat berlangsung dengan damai, jujur, dan adil.
Ia juga mengajak semua pihak untuk berkompetisi secara sehat dan mengutamakan kepentingan masyarakat di atas segalanya.
“Semoga Jember selamat dari pemimpin-pemimpin yang zalim dan suka menghalalkan segala cara demi merebut kekuasaan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang telah kita sepakati bersama,” tutupnya.
Pernyataan Imam Turyono ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan, terutama masyarakat yang mendambakan pemimpin dengan integritas tinggi.
Semangatnya dalam menjaga etika politik dan menolak segala bentuk kecurangan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para kandidat dan pendukungnya untuk menjalani Pilkada Jember 2024 dengan cara-cara yang bermartabat.
Dengan komitmen seperti ini, harapan akan terciptanya pemilu yang bersih dan berkualitas di Jember semakin nyata.
Masyarakat pun diimbau untuk turut serta menjaga suasana kondusif dan memilih pemimpin yang benar-benar layak untuk membawa Jember ke arah yang lebih baik.
Dengan selesainya pelaksanaan Pilkada 2024 pada tanggal 27 November kemarin, Ketua TRC mengaku sangat kecewa karena banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lapangan.
Money politik, provokasi dan fitnah, membagi sembako, memberi cindera mata semacam baju mukena dan lain lain. “Menurut saya ini adalah pembodohan kepada masyarakat,” ketus Imam.