Jember, Sinar.co.id,- Kabupaten Jember beberapa bulan terakhir tengah gegap gempita menyambut hajatan pemilihan calon kepala daerah baru untuk periode 2024-2029 yang akan dilaksanakan pada November tahun ini.
Apabila kita cermati secara seksama, Jember hari-hari ini dipenuhi dengan Baliho Warna khas Cinta yaitu Pink atau merah muda, dengan kalimat khas “semua karena cinta”.
Lalu ada foto anak muda dengan senyum ramah menyapa, anak muda itu bernama Muhammad Fawait atau kalangan masyarakat Jember akrab menyapanya dengan sapaan Gus Fawait.
Figur anak muda yang dalam 10 tahun terakhir kerap kali memecahkan rekor pencapaian elektoral mulai dari sebagai anggota legislatif provinsi termuda pada 2014 hingga, rekor suara elektoral tertinggi pada 2019 dan 2024.
Membicarakan Gus Fawait tentu menarik, karena beliau merupakan Calon penantang serius bagi kandidat Petahana yakni, Ir. H. Hendy Siswanto dan Mantan Bupati Jember 2015-2020 dr. Hj. Faida, MMR.
Dalam release survei ARCI Fawait mengungguli dua nama kuat tersebut.
Elektabilitas Gus Fawait sebagai Cabup Jember 2024 di angka 36,2% kemudian, disusul petahana Bupati Jember yakni, Hendy Siswanto di angka 30,7%. Selanjutnya, ada nama Bupati Jember 2015-2020 dr. Hj. Faida, MMR. di angka 10,1%.
Apa yang membuat Fawait menjadi faktor pembeda dari nama-nama politisi lama Jember ialah, latar belakangnya sebagai Santri sekaligus Aktivis yang telah malang melintang sejak dirinya mahasiswa.
Fawaid Mengenyam Pendidikan S1 di Universitas Airlangga lalu melanjutkan Studi Magister di Universitas Gajah Mada.
Dalam Pergumulan Akademiknya tersebut, Fawait juga menghabiskan masa mudanya untuk menempa karakter Di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan aktif sebagai Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Background Santri yang ditopang oleh pergaulan teknokratis-kosmopolit di Universitas Airlangga serta, penggemblengan jati diri di IPNU-HMI membuat Fawait memiliki cakrawala perspektif yang lengkap sebagai modal utama ia terjun dalam dunia politik.
Jika dibandingkan dengan mantan-mantan Bupati Lama jember sejak pasca Reformasi hampir seluruhnya dijabat oleh Pensiunan Birokrat.
Sebut Saja ; Drs. H. Samsul Hadi Siswoyo, Ir. H. Muhammad Zainal Abidin Djalal, Ir. H. Hendy Siswanto, ketiganya adalah pensiunan Birokrat sementara, pada 2015 Jember dipimpin oleh Pengusaha di bidang kesehatan yakni dr. Hj. Faida, MMR.
Data tersebut menunjukkan bahwa, Jember belum pernah dipimpin oleh figur Santri sekaligus Aktivis dan Pejuang Politik murni yang lahir dari gemblengan akar rumput seperti Muhammad Fawait.
Figur yang lahir dari akar rumput dan dunia aktivis seperti Fawait diharapkan dapat lebih memahami permasalahan utama yang terjadi di masyarakat.
Hal ini dapat kita lihat dari skema kampanye fawait yang Door to Door menemui masyarakat bawah, cangkruk, Turba dan secara gayeng membincang problem utama yang rakyat hadapi.
Berbagai keluhan dari masalah kelangkaan Pupuk untuk petani hingga, susahnya menjangkau market bagi para pengusaha UMKM di desa.
Latar Belakang Non Birokrat yang dimiliki Fawait justru akan menjadi poin plus sebab biasanya nalar politik dan kreatifitas kebijakan yang akan diambil lebih memiliki variasi dan daya lenting yang luas.
Tidak terjebak pada Rutinitas formal administratif belaka.
Tentu, hal ini masihlah Analisis di atas kertas belaka jika nanti, pada 27 November 2024 Fawait mendapat kepercayaan mayoritas dari masyarakat Kabupaten Jember, ia akan Mendapatkan waktu 5 Tahun hingga 2029 untuk membuktikan jika kepemimpinan Santri sekaligus Aktivis dapat membawa Jember ke Gerbang Perubahan atau Kepemimpinannya akan nampak sama saja tak ada bedanya dengan pemimpin-pemimpin era lama Jember
Hanya Allah, waktu dan Pembuktian yang dapat menjawabnya
Wallahu a’lam bish-shawab
Oleh : Adil Satria, Direktur Indo Think-Tank Riset & Konsultan