Jakarta, Sinar.co.id – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) diharapkan menjadi motor penggerak bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Hal itu disampaikan Ketua Umum MES Erick Thohir dalam sambutannya pada pembukaan Musyawarah Nasional VI MES tahun 2023 di Jakarta pada Minggu, (02/09).
Baca Juga: Antisipasi Menjaga Produksi Pangan Dampak El Nino
Erick menyadari bahwa, dampak program-program MES mungkin belum terasa optimal di masyarakat.
Namun, ia terus berupaya agar kehadiran MES dapat dirasakan manfaatnya.
Dan dapat memenuhi harapan untuk menjadi motor penggerak pengembang usaha yang sesuai dengan prinsip syariah.
Baca Juga: Tepati Janji, Gubernur Khofifah Resmikan 78 Huntap Pasca Banjir Bandang Ijen
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset industri keuangan syariah Indonesia pada akhir tahun 2022 mencapai lebih dari Rp2.813 triliun.
Atau tumbuh sebesar 13,4 persen dari tahun sebelumnya.
Indonesia juga memiliki potensi besar di sektor industri halal dimana, menurut Erick, State of the Global Islamic Economic Report tahun 2022,
menempatkan Indonesia di peringkat keempat negara dengan ekonomi halal terbesar di dunia.
Walaupun memiliki peluang besar, Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan.
Antara lain, market share industri jasa keuangan syariah yang relatif masih rendah yaitu 10,69 persen.
Baca Juga: Ketum PSSI Yakin Insan Sepak Bola Surabaya Dukung Piala Dunia U-17
Jumlah itu, dari target 16 persen, tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah serta diferensiasi produk ekonomi syariah yang terbatas.
Oleh karena itu, Erick menekankan, MES akan terus berupaya menjadi motor penggerak bagi pengembangan usaha berbasis syariah.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin Minta MES Membangun Pengusaha Hamzah Washal
Sementara, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam arahannya meminta MES ikut berupaya mengembangkan ekonomi syariah di masyarakat hingga ke akar rumput.
Baca Juga: Selain Uang Puluhan Miliyar KPK Temukan Belasan Senpi di Rumdin Mentan RI
Selain itu, Wapres juga menekankan pentingnya mengawal visi Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.
Serta, membangun komunikasi dengan masyarakat yang merupakan mitra pemerintah.