
Bondowoso, Sinar.co.id,- Beragam jenis dan varian Kopi dari Bondowoso menjadi sebuah biosite /situs bio yang memiliki khas dan cita rasa yang tidak sama dengan kopi-kopi dari daerah lain.
Hal ini diketahui pada saat pihak Disparbudpora Bondowoso gelar Geotrip Komunitas Ijen Geopark – Ijen Caldera Media Trip diikuti sejumlah awak media nasional maupun lokal, Rabu, (11/10).
Adapun gelar tersebut, selain upaya dalam mempertahankan status Ijen Geopark dalam keanggotaan Unesco Global Geopark (UGGp)
Dalam gelar kali ini, sejumlah awak media pertama kali dibawa trip/perjalanan menuju Situs Biologi Kopi dari Bondowoso di desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin.
Baca Juga ; Kaldera ljen Purba Lahirkan Si Bungsu Kawah Ijen Hingga, Legenda Darah Minak Jinggo
Diketahui, Bondowoso merupakan sentra produksi kopi arabika terluas di Jawa Timur.
Dimana, situs Biologi Kopi Bondowoso, meliputi perkebunan PTPN XII dan perkebunan rakyat di daerah pegunungan ljen-Raung di Kecamatan Ijen dan Sumberwringin.
Baca Juga: Fenomena Menawan Geosite Kalipait Bondowoso
Sebanyak 60% Kopi arabika di Jawa Timur dihasilkan dari pegunungan Ijen – Raung yang termasuk dalam Kabupaten Bondowoso.
Luas areal kopi arabika Bondowoso tahun 2021 adalah sebesar 8183 Ha.
Perkebunan Kopi Bondowoso terletak di ketinggian antara 900-1550 mdpl dan topografi wilayah ini menunjukkan lingkungan lahan yang sesuai.
Hal ini disebabkan kawasan ini, merupakan bagian dari Pegunungan Ijen yang terdiri dari batuan pyroxeen andesit, bazalt dan sedikit horblende.
Jenis Tanah Subur Hasilkan Cita rasa Kopi Istimewa
Dataran tinggi ljen dipengaruhi oleh letusan gunung berapi yang membentuk tanah berwarna kelabu, kelam oleh kadar humus arang (koolhumus) dan kaya akan unsur hara.
Oleh karena itu, Kopi arabika Bondowoso merupakan produk kopi specialty di Jawa Timur yang telah mendapatkan perlindungan Indikasi Geografis (IG).
Cita rasa yang khas menyebabkan produk kopi ini memiliki daya saing yang tinggi di pasar kopi internasional.
Berdasarkan hasil uji citarasa bahwa, kopi ini memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi.
Mutu dan aroma yang khas dengan intensitas aroma yang kuat, kekentalan sedang dan yang paling unik serta, membedakan dengan citarasa kopi lainnya yaitu, rasa manis chocolaty yang tidak dimiliki kopi lainnya (Sari, 2013).
Pada trip media kali ini, sejumlah wartawan dan reporter diajak mengenal berbagai varian kopi dan pengolahan kopi dari awal tanam hingga tersedu dan layak konsumsi bagi khalayak.
Disini juga, dikenalkan bagaimana pemasaran kopi dari Bondowoso hingga berhasil expor ke berbagai manca negara.
Selain itu, salah satu varian yakni, kopi luwak ternyata sudah dibudidayakan dan luwaknya pun sudah dikembang biakkan dipenangkaran.