Scroll untuk membaca artikel
ArtikelPendidikanSejarah

Karomah Togo Ambarsari Nampak Sejak Nyantri

19937
×

Karomah Togo Ambarsari Nampak Sejak Nyantri

Sebarkan artikel ini
Karomah Togo Ambarsari sudah tidak dapat dipungkiri kebenarannya dimana, ribuan orang yang pernah nyantri tetap maupun sekedar sowan dimasa kyai Togo hidup banyak menceritakan
Kyai Togo Ambarsari (alm)

Bondowoso, Sinar.co.id, Karomah kyai Togo Ambarsari sudah tidak dapat dipungkiri kebenarannya dimana, ribuan orang yang pernah nyantri tetap maupun sekedar sowan dimasa kyai Togo hidup banyak menceritakan berbagai karomahnya.

Latar belakang Kyai Togo Ambarsari, dengan berbagai karomahnya, tidak terlepas dari riyadloh dalam pencapaian ilmu yang didapatkan dari berbagai guru dan pesantren di wilayah Tapal Kuda khususnya.

Karomah Togo Ambarsari Nampak Sejak Nyantri

Diceritakan, walau hanya dalam waktu singkat, beliau pernah menuntut ilmu kepada KH. Ilyas di daerah Bangsal, Jemberbwb Jawa Timur.

Selain itu, sebelum tahun 1922, Kyai Togo juga pernah menimba ilmu di wilayah Pacenan, Kabupaten Situbondo dalam bimbingan KH. Sholeh.

Semasa menimba ilmu di pesantren, kyai Togo sangat mengutamakan ilmu Haliyah (kesantunan) sehingga, membentuk dirinya sebagai pribadi yang luhur.

Saat nyantri di Pacenan, burung merpati milik gurunya tergantung di atas dahan bambu yang sudah rapuh.

Baca Juga: Kisah Cinta Togo Ambarsari dan Perjuangannya

Singkat cerita, disuruhlah kyai Togo untuk naik bambu mengambil burung tersebut untuk diturunkan ke bawah.

Karena ta’diman (hormat) kepada gurunya, meski bambu keropos, Kyai Togo langsung mengambil burung dalam sangkar di bambu tanpa memperdulikan kondisi bambu yang keropos.

Baca Juga :   Pengumuman Hasil Rekapitulasi CAT BKN PPPK 2023: Informasi Penting untuk Peserta

Tanpa diduga, bambu yang dipanjat tidak patah. Barulah pada saat kyai Togo turun maka, bambu itu patah.

Selain itu kyai Togo muda, juga pernah menimba ilmu pengetahuan ke wilayah Besuki.

Masa muda Kyai Togo, dikenal sebagai santri yang selalu melakukan berbagai riyadhoh tanpa henti dalam menimba ilmu di berbagai tempat dan beberapa gurunya.

Usai menimba ilmu di Jember, Situbondo dan Besuki, nampaknya Kyai Togo masih merasa tidak puas dengan ilmunya tersebut.

Karomah Togo Ambarsari di Genggong

Hingga akhirnya, beliau melanjutkan pencarian keilmuannya dengan mengembara menuju ke pesantren Zainul Hasan, Genggong Probolinggo.

Di pesantren ini, Kyai Togo diterima baik dengan belajar sekitar 10 tahun dan di pesantren ini juga, berbagai cerita karomah tentang diri Kyai Togo dimulai.

Karomah Togo Ambarsari Nampak Sejak Nyantri

Disebutkan, karena berbagai keterbatasan dibanding santri lainnya yang nyantri secara utuh, kyai Togo lebih sering menimba ilmu dengan menjadi abdi sang guru.

Baca Juga :   Mengejutkan Kemendikbudristek Sokong Pemajuan Kebudayaan Lewat AKI 2023

Meski abdi, beliau tetap menekankan berbagai laku riyadloh dengan sering berpuasa dan sedikit tidur.

Dari intensitas dan kesungguhan laku riyadhohnya inilah Togo Ambarsari mendapatkan berbagai keistimewaan karomah.

Selain puasa dan sedikit tidur, kyai Togo juga melatih kesabaran denagan menunggu untuk membalikkan sandal kyainya.

Dikisahkan, satu minggu setelah awal kali kyai Togo nyantri di Genggong, tiba-tiba beliau jatuh pingsan setelah sholat Jum’at karena tubuhnya lemas.

Dari sini nampak jelas kyai Togo selalu memurnikan jiwa dan raganya sebelum menerima ilmu dari gurunya.

Hal ini pula yang akhirnya membuat dirinya menjadi seorang ulama karomah dan ‘kharismtik’ pada akhirnya.

Meski riyadlohnya penuh dengan laku di luar nalar namun, Kyai Togo bukan tidak pernah belajar ilmu agama

sesuai prosedur syari’ah hingga makrifah saat kepada Kyai Hasan Genggong.

Dikatakan bahwa, beliau selalu belajar sendiri dan mengulangi apa yang telah didapat saat santri lainnya sedang tidur.

Beliau banyak belajar di kamarnya memanfaatkan bara stongking di mushalla yang

cahayanya menembus di sela penghalang anyaman bambu ke kamarnya.

Baca Juga :   700 Peserta Ikuti Gerbong Maut Bike Week Bersama Satpol PP dan Bea Cukai

Dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuannya, beliau selalu dalam bimbingan KH. Saifuddin, menantu dari Kyai Hasan Genggong.

Karomah Togo Ambarsari Nampak Sejak Nyantri

Beliau selalu mendengarkan pengajian yang diberikan gurunya dari balik bilik bambu kamarnya secara istiqomah.

Meski sering tidak secara terbuka mengikuti pengajian di bawah bimbingan langsung Kyai Hasan,

beliau adalah salah satu santri yang sering menggantikan posisi Kyai Hasan.

Kyai Togo tak jarang mewakili gurunya dalam memberikan sebuah studi kepada santri saat Kyai Hasan tidak dapat mengajar.

Atas dasar itu, beberapa santri lain menyebut kyai Togo dengan julukan malingnya Ilmu.

Baca Juga: Haul 25 Kyai Togo Ambarsari Jadikan Tauladan Kebijakan

Disini kita bisa belajar jika sesuatu apalagi ilmu yang didapat dengan sulit dan ikhlas maka manfaatnya akan berlimpah dan sebaliknya.

Maka dari itu, di era kemudahan saat ini, hendaknya kita juga mengimbangi sesutu yang mudah dengan upaya ibadah riyadloh yang ekstra.

https://www.tiktok.com/@sinar.co.id//

Ikuti update berita terbaru di Google News sinar.co.id


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page