Scroll untuk membaca artikel
Ekonomi

Buang Susu di Boyolali, Sayang Susu di Pasuruan, Begini Kata Bu Kadis Peternakan Jatim

122
×

Buang Susu di Boyolali, Sayang Susu di Pasuruan, Begini Kata Bu Kadis Peternakan Jatim

Sebarkan artikel ini
susu
Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM

Pasuruan, Sinar.co.id,- Pada hari Sabtu tanggal 9 November 2024, Dinas Peternakan Jawa Timur bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan menggelar sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk membahas berbagai persoalan terkait mata rantai tataniaga susu di Jawa Timur.

Kegiatan yang berlangsung di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan, ini melibatkan sejumlah pihak terkait dari berbagai sektor, mulai dari koperasi peternakan hingga industri pengolahan susu.

FGD ini dihadiri oleh beberapa koperasi yang bergerak di sektor peternakan sapi perah, seperti KPSP Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan, KAN Jabung Malang, KUD Dadi Jaya Purwodadi Pasuruan, KPSP Sidodadi Poncokusumo Malang, dan KUD Sembada Puspo Pasuruan.

Selain itu, perwakilan dari industri pengolahan susu, salah satunya PT. Nestle Indonesia Kejayan Pasuruan, juga turut hadir dalam diskusi tersebut.

Meskipun beberapa koperasi dan industri pengolahan susu lain telah diundang, mereka tidak dapat hadir karena beberapa alasan yang berbeda.

Dalam FGD ini, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM., memberikan pemaparan mengenai isu-isu utama yang terjadi dalam rantai distribusi susu di tingkat peternak dan pengepul yang belum bisa diserap oleh industri pengolahan susu.

Salah satu masalah utama yang dibahas adalah fenomena pembuangan susu segar oleh pengepul susu yang tak dapat diserap oleh pasar, yang kemudian sempat menjadi viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Baca Juga :   Sejumlah Developer Akui Proses Perizinan di Bondowoso Sangat Mudah

Dr. Indyah Aryani mengungkapkan bahwa persoalan ini memiliki banyak faktor yang saling berkaitan, mulai dari ketidakseimbangan antara jumlah produksi susu di tingkat peternak dengan kapasitas industri dalam menyerapnya.

Tak jarang, meskipun susu yang diproduksi memiliki kualitas baik, tetapi faktor teknis dan infrastruktur yang terbatas membuat susu tersebut terbuang begitu saja.

Hal ini tentu menjadi masalah besar bagi peternak, yang telah bekerja keras mengelola sapi perah mereka.

Melalui FGD ini, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur berharap dapat tercipta sinergi yang lebih baik antara produsen (koperasi peternakan) dan konsumen (industri pengolahan susu).

“Kita harus memastikan bahwa para peternak memiliki akses yang lebih baik terhadap pasar yang dapat menyerap hasil produksi mereka.

Dengan demikian, kita berharap dapat meningkatkan kesejahteraan peternak, yang selama ini menghadapi berbagai tantangan dalam pemasaran susu,” kata Dr. Indyah Aryani.

Lebih lanjut, Dr. Indyah Aryani juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan kesinambungan dalam industri susu di Jawa Timur.

Salah satu langkah yang sangat diharapkan adalah dengan adanya program nasional seperti Makan Bergizi Gratis, yang diharapkan akan meningkatkan permintaan susu dalam negeri dalam jumlah yang signifikan.

“Program ini tentu akan membutuhkan pasokan susu dalam jumlah banyak, dan ini akan menjadi peluang besar bagi peternak sapi perah di Jawa Timur untuk meningkatkan produksi mereka,” ujar Indyah Aryani.

Baca Juga :   Wamendag: Diskriminasi Minyak Sawit Langgar Kepentingan Nasional RI

Dr. Indyah Aryani juga memberikan motivasi kepada para peternak untuk tetap bersabar menghadapi tantangan penyerapan susu yang saat ini masih terkendala oleh beberapa faktor teknis.

Namun, ia yakin dengan komitmen dari pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, bahwa peternak susu di Jawa Timur akan memasuki babak baru yang lebih baik.

“Dengan adanya kebijakan yang berpihak kepada peternak dan peningkatan sistem distribusi, saya yakin peternak susu di Jawa Timur akan mendapatkan pendapatan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup mereka,” imbuhnya.

FGD ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk saling berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait masalah yang dihadapi dalam proses tataniaga susu.

Para perwakilan koperasi dan industri pengolahan susu saling memberikan masukan dan solusi yang diharapkan dapat membantu menciptakan sistem distribusi yang lebih efisien dan saling menguntungkan.

Selain itu, beberapa langkah teknis yang dapat meningkatkan kapasitas industri dalam menyerap hasil produksi susu dari peternak juga dibahas, termasuk penguatan infrastruktur dan penyediaan fasilitas penampungan susu yang lebih baik di tingkat pengepul.

Manfaat kepada peternak dan pengepul susu

Kehadiran PT. Nestle Indonesia dalam FGD ini juga menjadi bagian penting dalam upaya mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh peternak dan pengepul susu.

Sebagai salah satu industri pengolahan susu terbesar di Indonesia, PT. Nestle Indonesia memiliki peran strategis dalam membantu mengatur dan menstabilkan pasokan susu segar ke industri pengolahan, sehingga dapat mengurangi pemborosan susu yang tidak terpakai.

Baca Juga :   Pelaku UMKM Gula Aren di Lebak Tumbuhkan Ekonomi Pedesaan

Dalam kesempatan ini, berbagai pihak juga sepakat untuk memperkuat jaringan distribusi susu di Jawa Timur, dengan harapan dapat menciptakan sistem yang lebih transparan dan efisien.

Koperasi peternakan diharapkan dapat memperbaiki manajemen distribusi susu mereka, sementara industri pengolahan susu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya serapnya.

Selain itu, pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan berencana untuk terus mengedukasi peternak tentang pentingnya kualitas susu yang dihasilkan dan bagaimana cara menjaga kualitas tersebut agar tetap terjaga, serta memperkenalkan teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses pemeliharaan sapi perah.

Dalam penutupan FGD, Dr. Indyah Aryani menegaskan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasok susu harus bersatu dan bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang saling mendukung, dari peternak hingga industri pengolahan susu.

“Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum untuk bersama-sama membangun industri susu di Jawa Timur yang lebih maju dan berkelanjutan,” tutupnya.

Dengan adanya FGD ini, diharapkan bahwa persoalan-persoalan dalam mata rantai tataniaga susu dapat teratasi dengan baik, dan peternak sapi perah di Jawa Timur dapat terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

https://www.tiktok.com/@sinar.co.id//

Ikuti update berita terbaru di Google News sinar.co.id


You cannot copy content of this page