Sinar.co.id, – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menekankan bahwa diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit adalah melanggar kepentingan dan keamanan nasional Indonesia.
Hal ini disampaikan saat membuka 2nd Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC) di Mumbai, India, Rabu, (27/09)
Jerry menjelaskan bahwa minyak sawit merupakan komoditas strategis yang berkontribusi 3,5 persen terhadap PDB.
Jutaan petani kecil di Indonesia sangat bergantung pada komoditas sawit.
Pemerintah pun tidak akan menempatkan para petani kecil itu dalam kondisi yang buruk dan akan terus mendukung mereka.
Ia juga menyebutkan bahwa dengan 46,7 juta ton produksi minyak sawit di 2022, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk menjadi faktor penentu pasokan minyak sawit dunia dan menjadi negara sebagai produsen utama minyak sawit.
Namun, eksploitasi citra negatif komoditas tersebut harus dihentikan.
Jerry juga mengajak semua pihak untuk meyakinkan konsumen global akan kebenaran yang tak terbantahkan bahwa minyak sawit adalah produk yang berkelanjutan.
Hal ini mengingat kondisi perang Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut, yang hanya akan meningkatkan kebutuhan akan minyak nabati berkelanjutan yang lebih dapat diandalkan dengan harga yang terjangkau.
“Menerapkan diskriminasi terhadap minyak sawit tidak akan membawa hasil apa pun. Hal ini hanya akan membahayakan industri makanan,
kosmetik, dan energi global karena kurangnya bahan utama,” tegas Jerry Sambuaga.