Bondowoso, Sinar.co.id – Wilhelmina merupakan sosok ratu belanda fenomenal yang terekam jejaknya pernah mengukir sejarah di kota Bondowoso.
Dan mulai berkenan menetapkan kebijakan pengembangan daerah saat dipertunjukkan tradisi kebudayaan khas Bondowoso yakni, aduan sapi.
Nah bagaimana kisah lengkapnya yuk CHEKIDOT aja Gays….
Wilhelmina bernama asli Wilhelmina Helena pauline Marie Van Orange -Nassau yang lahir pada 31 Agustus 1880, putri Willem III dan Ratu Emma.
Ratu Wilhelmina menikah dengan Pangeran Hendrik dari Mecklenburg – Schwerin dan dikaruniai satu putri namanya Juliana.
Klick Juga Tautan Video Terkait di Bawah👇
https://www.facebook.com/reel/Senyuman Sang Hawa //
Tahun 1890 sampai 1948 Ratu Belanda ini, dinobatkan sebagai ratu dan memimpin Belanda selama 50 tahun.
Perannya sangat menonjol selama masa perang dunia II dan Ratu Wilhelmina wafat pada 28 Nopember 1962.
Disalah satu munaskrib jaman kolonial belanda, Ratu Belanda ini, tercatat pernah mengukir sejarah di Kota Bondowoso pada jaman itu.
Menguak tentang masa kejayaan Bondowoso tempo dulu utamanya, di era kolonial Belanda memang menjadi memori yang tak lekang oleh waktu.
Cukup banyak peninggalan – peninggalan era kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh pada saat ini.
Seperti, bangunan Stasiun Bondowoso beserta lintasan rel kereta apinya dan masih banyak bangunan – bangunannya yang tampak terbengkalai saat ini.
Namun, salah satu peninggalan yang sampai saat ini keberadaannya menjadi misteri yakni, bangunan monumen Juliana yang lenyap bak ditelan bumi.
Wilhelmina Jejak Tinggalan Belanda
Dalam beberapa literatur banyak termuat gambar dan foto tentang keberadaan monumen Juliana di Bondowoso.
Jika dipadupadankan, monumen yang termuat dalam gambar tersebut tampak berada di salah satu ujung pertigaan ruas jalan.
Banyak asumsi yang menerka jika ruas pertigaan itu berada di areal sekitaran kota Bondowoso saat ini.
Cerita Wilhelmina di Bondowoso
Dari cerita leluhur masyarakat Bondowoso, keberadaan Ratu Helmina, memang kerap menjadi wacana dongeng kepada anak-anak.
Bahkan, cerita saat ratu Helmina melahirkan puteri Juliana, seluruh masyarakat di Bondowoso, menyambutnya dengan pagelaran Tabuh Tong-Tong hingga sehari semalam.
Kisah menarik lainnya, Ratu Wilhelmina kerap diceritakan, pada saat awal datang ke Bondowoso, Wilhelmina tampak cemberut.
Mungkin karena tidak melihat adanya kontur daerah yang maju seperti di Belanda.
Namun, saat masyarakat Bondowoso menyuguhkan pertunjukan khas aduan sapi, saat itulah ratu belanda ini, mulai tersenyum sumringah.
Dan konon, karena kesenangan itu pula, oleh ratu Wilhelmina, Bondowoso dijadikan tempat peristirahatan dan sekaligus central pemerintahan se keresidenan Besuki.