Jakarta, Sinar.co.id,- Transisi musim hujan diperkirakan pada November paska berakhirnya El Nino pada akhir Oktober tahun 2023 hingga awal tahun 2024.
Hal ini disampaikan Kepala Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada Selasa, (10/10/2023).
“Prediksi El Nino diperkirakan berakhir di Oktober dan mulai transisi hujan pada November 2023,” katanya.
Selain itu, menurut Dwikorita, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam zona El Nino saat ini, masih berpotensi terjadi.
Baca Juga: Masih Musim Kemarau Hujan Deras Disertai Angin Rusakkan Rumah di Bondowoso
“Utamanya di wilayah tiga provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur,” ucapnya.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya kebakaran.
Kepala BMKG menyatakan bahwa, fenomena El Nino memiliki dampak yang berpengaruh pada perubahan pola curah hujan.
Selain itu, suhu udara dan kecenderungan peningkatan titik panas di wilayah-wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan yang dapat menyebabkan kabut asap.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.
Baca Juga: Banyuwangi Siapkan Antisipasi Menjaga Produksi Pangan Dampak El Eino
Pemahaman El Nino
Diketahui, El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air
-utamnya di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.
Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.
El Nino dipicu oleh peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur.
Perubahan suhu ini menyebabkan pergeseran angin dan arus laut, yang mengubah pola cuaca secara global.
El Nino disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur.
Fenomena ini terjadi secara alami dan berulang dalam jangka waktu tertentu. Berikut adalah mekanisme penyebab El Nino:
Pemanasan Suhu Permukaan Laut
Biasanya, angin pasat berhembus dari timur ke barat di kawasan Samudra Pasifik.
Angin ini mendorong air hangat ke arah barat sehingga menyebabkan permukaan air di wilayah barat Samudra Pasifik menjadi lebih hangat daripada di wilayah timur.
Redaman Bawah Permukaan
Dalam kondisi normal, lapisan air hangat di wilayah barat Pasifik tersebut didorong oleh angin pasat ke bawah permukaan laut.
Akibatnya, lapisan air lebih hangat ini terperangkap di bawah permukaan laut yang lebih dingin di wilayah timur.
Perubahan Sirkulasi Atmosfer
Ketika El Nino mulai berkembang, angin pasat melemah atau bahkan berbalik arah, sehingga menyebabkan air hangat yang sebelumnya terperangkap di bawah permukaan laut di wilayah barat naik ke permukaan.
Air hangat ini kemudian mengalir ke arah timur dan menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Timur Pasifik.
Perubahan Pola Cuaca Global
Peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Timur Pasifik mempengaruhi pola cuaca global dengan mengubah distribusi panas di atmosfer.
Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia, termasuk peningkatan suhu, perubahan pola hujan, dan anomali cuaca lainnya.