Bondowoso, Sinar.co.id,- Spektakuler, sebanyak 1400 Madrasah Diniyah (Madin) dalam naungan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) selururuh Kebupaten Bondowoso, hatamkan Al-Quran dan Bacakan Rotibul Haddad dalam kurun waktu satu hari.
Gelar spektakuler dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini ditutup dengan pengajian dan doa bersama di kantor FKDT kecamatan Tenggarang pada Minggu, (22/10/2023).
Hadir dalam puncak acara kali ini perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kemenag, PT Potren dan ratusan pengurus juga pimpinan madrasah diniyah se Kabupaten Bondowoso.
Disampaikan ketua FKDT Bondowoso, Bahrul, Khotmil Quran dan pembacaan Rotibul Haddad kali ini, dilaksanakan oleh Madrasah Diniyah Ta’miliyah (Ula, Whusto dan Ulya) dimulai sejak Sabtu kemarin (21/10).
“Yang namanya peringatan hari santri ini, menjadi kewajiban seluruh santri sebagai penggerak agama Islam untuk memperingatinya dengan berbagai cara kegiatan positif keagamaan,” kata Bahrul.

Bahrul mengaku berterimakasih kepada seluruh Madin yang ada di Bondowoso yang mulai kemarin sudah melaksanakan khotmil Quran serentak.
“Ternyata kekompakannya sangat istimewa dan hari ini gelar puncaknya. Alhamdulillah, kekompakannya sangat luar biasa,” ungkapnya mengapresiasi seluruh Madin dalam naungan FKDT.
Ketua FKDT Bondowoso ini, juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk lebih memberikan suport terhadap setiap kegiatan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
“Hal ini agar supaya lebih memajukan dan membumikan Madin khususnya di momen hari santri sebenarnya hari santri ini, merupakan milik Madrasah Diniyah,” katanya.
Sementara, disampaikan Pembina DPC. FKDT Bondowoso, KH. Hasan Abd Mui’iz, jika momentum HSN kali ini Santri dituntut berperan dalam gerak kebaikan disemua sektor yang salah satunya menjadi penegak dalam mengantisipasi paham radikalisme.
“Menjadi tugas kita semua, untuk bisa mencetak santri agar tidak teradopsi paham-paham radikalisme. Hal ini yang bisa menjadi top leader adalah madrasah diniyah. Karena sudah terbukti Madrasah diniyah ini, yang mampu membentengi generasi bangsa dari paham Radikal,” jelasnya.
Menurut Abuya Hasan yang juga pimpinan Ponpes Al-Maliki Koncer ini, setelah dilakukan penelitian, dalam hal radikal dan terorisme, segenap korban penganut paham radikal ini, rata bukan berlatar keilmuannya dari Madrasah Diniyah.

“Oleh karenanya, di momen hari santri nasional ini, seyogyanya para pemangku jabatan di Negara ini, harus lebih perhatian lagi kepada lembaga-lembaga pendidikan agama termasuk Madin,” pungkasnya.