Jember, Sinar.co.id,- Suasana keakraban yang hangat terasa di Alun-Alun Jember pada malam hari, saat puluhan pedagang kaki lima (PKL) berkumpul untuk berbincang dengan Calon Wakil Bupati Jember, Gus Firjaun.
Dalam momen yang sangat bernuansa kekeluargaan tersebut, Gus Firjaun terlihat duduk lesehan bersama para PKL, menikmati makanan dan minuman sambil mendengarkan langsung aspirasi mereka.
Pertemuan yang berlangsung santai namun penuh makna ini diinisiasi oleh Koordinator Nangka Raya Empire, Tito Hardiyansyah, yang turut hadir untuk memfasilitasi dialog antara Gus Firjaun dan para PKL.
Tito menjelaskan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menciptakan ruang bagi PKL dalam menyampaikan keluhan, harapan, serta ide-ide mereka untuk pembangunan ekonomi di Kabupaten Jember.
“Malam ini adalah momen yang sangat spesial. Gus Firjaun selalu mendengarkan dan peduli terhadap aspirasi rakyat kecil, terutama bagi mereka yang bekerja keras di sektor informal seperti PKL.
Saya yakin, interaksi seperti ini adalah langkah positif untuk merancang kebijakan yang benar-benar berpihak kepada mereka,” kata Tito, saat diwawancarai wartawan di sela-sela pertemuan.
Gus Firjaun, yang dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat, tampak sangat menikmati momen tersebut. Ia tidak hanya duduk bersama PKL, tetapi juga berbincang langsung dengan mereka, bahkan sesekali tertawa bersama.
Ini menjadi simbol kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat, sebuah kualitas yang selama ini membangun citranya sebagai calon pemimpin yang merakyat.
Sementara itu, para PKL yang hadir dalam pertemuan ini tampak antusias untuk menyampaikan berbagai keluhan dan harapan mereka kepada Gus Firjaun.
Beberapa di antaranya mengungkapkan keinginan mereka agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih kepada sektor informal, khususnya PKL yang kerap terhambat oleh peraturan yang tidak berpihak pada mereka.
“Pak Gus, kami ini kan hidup dari berjualan di sini, namun seringkali harus berhadapan dengan aturan yang membatasi ruang gerak kami. Kami berharap, jika Pak Gus terpilih nanti, ada solusi yang lebih baik untuk keberadaan PKL seperti kami.
Jangan hanya melihat kami sebagai masalah, tapi juga sebagai bagian dari solusi ekonomi Jember,” ujar Siti, seorang PKL yang biasa berjualan makanan di Alun-Alun Jember.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Firjaun dengan sabar mendengarkan setiap keluhan dan saran yang disampaikan oleh para PKL.
Ia menegaskan bahwa pertemuan semacam ini sangat penting untuk menggali aspirasi dari masyarakat, terutama mereka yang sering kali terpinggirkan dalam proses pembangunan.
“PKL adalah bagian dari perekonomian kita, mereka tidak boleh dipandang sebelah mata. Saya yakin, dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menciptakan suasana yang saling menguntungkan antara pemerintah, masyarakat, dan para pedagang kaki lima. Kami akan mencari solusi yang bisa memberikan kesejahteraan bagi semua pihak,” ujar Gus Firjaun dengan tegas.
Tidak hanya sekadar mendengarkan, Gus Firjaun juga memberikan beberapa usulan yang dapat menjadi solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh PKL.
Salah satunya adalah pentingnya penataan kawasan PKL agar lebih tertib namun tetap memberikan ruang bagi mereka untuk berdagang.
Gus Firjaun juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memberikan fasilitas dan dukungan untuk meningkatkan kualitas produk yang dijual oleh PKL.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menciptakan ruang usaha yang aman, nyaman, dan tidak merugikan semua pihak.
Saya percaya, jika PKL diberikan fasilitas yang memadai dan dipadukan dengan kebijakan yang pro-rakyat, mereka akan menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Jember,” tambah Gus Firjaun.
Di sisi lain, Tito Hardiyansyah sebagai penggagas pertemuan ini menilai bahwa interaksi langsung antara Gus Firjaun dan PKL merupakan bukti nyata kepedulian calon wakil bupati tersebut terhadap sektor informal.
Menurut Tito, seringkali sektor PKL diabaikan, padahal mereka memiliki potensi yang besar untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi daerah.
“Gus Firjaun memahami betul bahwa masyarakat, khususnya para PKL, memerlukan perhatian dan kebijakan yang tidak hanya formalitas belaka.
Melalui dialog seperti ini, kita bisa melihat secara langsung komitmen Gus Firjaun untuk menjadikan Jember sebagai kabupaten yang lebih baik, dengan ekonomi yang inklusif dan memberdayakan semua lapisan masyarakat,” ujar Tito.
Pernyataan Tito tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Gus Firjaun, yang menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.
“Pembangunan yang berkelanjutan hanya bisa tercapai jika seluruh lapisan masyarakat terlibat, termasuk para PKL. Kita harus membuka ruang bagi mereka untuk berkembang, dengan cara yang terencana dan berbasis pada kebutuhan mereka,” kata Gus Firjaun.
Keakraban yang terjalin dalam pertemuan malam itu tidak hanya sebatas pada dialog, tetapi juga memperlihatkan bagaimana sebuah kebijakan yang baik harus dimulai dari mendengarkan dan memahami kondisi masyarakat yang sesungguhnya.
Gus Firjaun melalui pertemuan ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya seorang calon pemimpin, tetapi juga seorang teman bagi rakyatnya.
Sebagai penutup, Gus Firjaun berharap agar ke depannya, masyarakat Jember, termasuk para PKL, dapat terus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangun Jember yang lebih maju dan sejahtera.
“Ini baru permulaan. Jika saya terpilih nanti, saya akan terus berkomitmen untuk menjadi bagian dari perubahan positif bagi seluruh lapisan masyarakat Jember,” pungkas Gus Firjaun.
Dengan adanya pertemuan semacam ini, diharapkan hubungan antara pemerintah dan masyarakat, khususnya para PKL, dapat semakin erat dan saling mendukung.
Tentu saja, hal ini akan menjadi modal penting dalam mewujudkan Jember yang lebih baik di masa depan.