Banda Aceh, Sinar.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, 14 gampong atau desa di dua kecamatan Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, terendam banjir.
Banjir dengan ketinggian air hingga mencapai satu meter berdampak kondisi saat ini masih menyisakan air yang tergenang di pemukiman warga.
Kepala Pelaksana BPBA Ilyas menyebutkan bahwa banjir dan tanah longsor di Simeulue mulai terjadi pada Senin (2/10) sekitar pukul 05.00 WIB.
Hal tersebut dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah kepulauan itu.
Ia menambahkan bahwa banjir ini mengakibatkan air meluap sampai ke bahu jalan dengan ketinggian air 30-100 centimeter.
Akibatnya, terdapat satu unit rumah warga yang tertimpa pohon tumbang di Gampong Sefoyan, pohon tumbang di Gampong Linggi dan tanah longsor di Gampong Sefoyan.
BMKG juga mengimbau masyarakat di wilayah Provinsi Aceh untuk mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor yang dipicu curah hujan tinggi.
BMKG memprediksikan musim pancaroba akan berakhir pada awal Oktober 2023, kemudian Aceh mulai memasuki musim penghujan.
BPBD Simeulue terus melakukan pemantauan di beberapa titik yang banjir dan longsor.
Sekaligus melakukan penanganan terhadap pohon tumbang yang menimpa rumah warga.
Petugas BPBD juga melakukan pendataan korban dan pemberian logistik masa panik.
Saat ini, korban terdampak dan pengungsi masih dalam pendataan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Namun, BPBA mengimbau masyarakat di Provinsi Aceh untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan lainnya akibat hujan lebat.