Scroll untuk membaca artikel
NasionalProfil

DPR RI Apresiasi Langkah Jenderal Dudung Dalam Netralitas TNI Jelang Pemilu 2024

162
×

DPR RI Apresiasi Langkah Jenderal Dudung Dalam Netralitas TNI Jelang Pemilu 2024

Sebarkan artikel ini
Jenderal Dudung Abdurachman, dalam menjaga netralitas TNI pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang, diapresiasi Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus.
Jenderal Dudung Abdurachman, dalam gelar penerimaan Paja TNI AD Abituren Sepa PK, Susgakes dan PSDP 2022 di lapangan Mabesad Jakarta Senin, 21/08
Jenderal Dudung Abdurachman, dalam menjaga netralitas TNI pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang, diapresiasi Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus.
Jenderal Dudung Abdurachman, dalam gelar penerimaan Paja TNI AD Abituren Sepa PK, Susgakes dan PSDP 2022 di lapangan Mabesad Jakarta Senin, 21/08

Jakarta, Sinar.co.id – Langkah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman, dalam menjaga netralitas TNI pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang, diapresiasi Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus.

Hal ini disampaikan Guspardi dalam keterangan pers yang diterima Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu (20/08/2023).

DPR RI Apresiasi Langkah Jenderal Dudung Dalam Netralitas TNI Jelang Pemilu 2024

“Netralitas TNI jg sudah diatur oleh Undang-Undang. Jadi jelas mendukung TNI netral,” ujarnya.

Menurutnya, upaya dan komitmen Jenderal Dudung tersebut akan membuat TNI semakin dicintai rakyat.

TNI AD dibawah kepemimpinan Jenderal Dudung dinilai semakin menunjukkan amanah dan jati dirinya untuk tetap di hati dan tetap dicintai Rakyat.

Dudung dianggap sosok pemimpin yang menjalankan perintah Undang-Undang dalam menjaga keamanan pesta demokrasi lima tahunan.

“TNI tidak boleh masuk partai dan TNI tidak boleh mendukung. TNI adalah pengayom dan slogan-slogan TNI harus menjadi perhatian dari karakter TNI itu sendiri,” katanya.

Guspardi juga menambahkan jika, ketegasan Jenderal Dudung yang meminta purnawirawan tidak menggunakan atribut TNI harus didukung semua kalangan.

Sebab, purnawirawan dianggap tidak berhak lagi menggunakan atribut-atribut TNI, apalagi dipergunakan untuk kepentingan politik praktis.

Menurutnya, apa yang disampaikan pak Dudung itu benar adanya bahwa purnawirawan itu bukan TNI lagi.

“Dia mantan, dia bukan pejabat lagi. Purnawirawan bisa ikut politik praktis. Dia tidak netral lagi. Bisa saja masuk ke salah satu parpol. Itu yang membedakan dia dengan TNI aktif.

Artinya dia sudah sama dengan masyarakat sipil. Jadi tidak ada bedanya masyarakat sipil dan purnawirawan,” tambah Guspardi.

Tak sampai di situ, Dudung dianggap sebagai sosok pemimpin tegas dan berintegritas. Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini menilai Jenderal Dudung sebagai sosok Jenderal Soedirman masa kini.

Masih Guspardi, Jenderal Soedirman itu kesederhaannya, keteladanannya kepiawannya dia menjadi sosok teladan TNI. Oleh sebab itu, hampir seluruh jalan di kota-kota itu patung Jenderal Soedirman letaknya strategis.

“Ini dimaksudkan supaya bisa mengenang beliau. Kesantunan, kesedaerhanaan, kemampuan bergaul dengan bawahannya. Makanya dia menjadi sosok yang perlu diteladani,” pungkasnya.

Ikuti update berita terbaru di Google News sinar.co.id


Baca Juga :   Gelar Istigosah di Bulan Ramadan, Begini Kisah Majelis Dzikir Pergerakan di Desa Kemiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page