Vatikan City, Sinar.co.id,- Pada Minggu, 26 Januari 2025, Paus Fransiskus memimpin Perayaan Ekaristi di Basilika Santo Petrus untuk memperingati Hari Minggu Sabda Allah.
Perayaan ini merupakan kesempatan penting bagi umat Kristiani di seluruh dunia untuk merenungkan pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan iman.
Hari Minggu Sabda Allah, yang pertama kali diperkenalkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2019 melalui Surat Apostolik Aperuit Illis, dirayakan setiap tahun pada Minggu Ketiga Masa Biasa sebagai seruan bagi umat Kristiani untuk memperkuat relasi dengan Firman Tuhan.
Homili Paus Fransiskus
Dalam homilinya, Paus Fransiskus mengundang umat untuk lebih terbuka terhadap kehadiran Roh Kudus melalui kebiasaan membaca dan merenungkan Alkitab.
“Firman Tuhan adalah pelita bagi langkah kita dan cahaya dalam kegelapan dunia. Namun, firman ini tidak akan hidup jika hanya disimpan di rak buku. Kita perlu membuka hati dan pikiran, membaca, mendengarkan, dan membiarkan Roh Kudus berbicara melalui setiap kata di dalam Kitab Suci,” katanya.
Paus juga menekankan pentingnya menjadikan Kitab Suci sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Roh Kudus tidak dapat bekerja dalam hidup kita jika kita tidak memberikan ruang bagi-Nya. Membaca Alkitab bukanlah sekadar rutinitas, tetapi sebuah pertemuan pribadi dengan Tuhan yang hidup,” ucap Paus.
Dalam suasana yang khusyuk, ribuan umat yang hadir di Basilika Santo Petrus mendengarkan bacaan-bacaan Kitab Suci yang dipilih khusus untuk memperingati Hari Minggu Sabda Allah.
Bacaan pertama diambil dari kitab Nehemia (8:1-10), yang menggambarkan momen di mana umat Israel berkumpul untuk mendengarkan pembacaan hukum Taurat.
Bacaan kedua diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 12:12-30), yang mengingatkan bahwa kita semua adalah bagian dari satu tubuh dalam Kristus. Injil hari itu diambil dari Injil Lukas (4:14-21), yang menceritakan Yesus membaca gulungan kitab nabi Yesaya di sinagoga dan mengumumkan bahwa nubuat itu telah digenapi.
Paus Fransiskus mengajak umat untuk meneladani semangat komunitas Kristen awal yang dengan tekun membaca dan membagikan firman Tuhan.
“Dalam dunia yang dipenuhi kebisingan dan distraksi, mari kita luangkan waktu untuk berdiam diri bersama Sabda Allah. Dengan demikian, kita dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dan menyebarkan kasih Kristus kepada sesama.”
Perayaan ini juga menjadi momen spesial bagi banyak umat yang datang dari berbagai negara untuk menyaksikan dan merasakan kehadiran Paus secara langsung.
Beberapa dari mereka mengungkapkan rasa syukur dan antusiasme atas pesan yang disampaikan Paus. Seorang peziarah asal Filipina, Maria Gonzales, menyatakan.
“Mendengar pesan Paus Fransiskus membuat saya semakin terdorong untuk menjadikan Alkitab sebagai bagian dari hidup saya sehari-hari. Firman Tuhan adalah kekuatan bagi saya.”
Selain Perayaan Ekaristi, Vatikan juga menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memperingati Hari Minggu Sabda Allah, termasuk seminar, pameran Kitab Suci kuno, dan doa bersama.
Acara ini bertujuan untuk memperkuat komitmen umat Kristiani dalam membaca, merenungkan, dan menghidupi firman Tuhan.
Hari Minggu Sabda Allah tahun ini menjadi pengingat bagi semua umat Kristiani bahwa Kitab Suci bukan hanya dokumen sejarah, tetapi juga sumber kehidupan dan panduan iman yang terus relevan.
Dengan seruan untuk membuka hati kepada Roh Kudus dan menjadikan Alkitab sebagai pusat kehidupan, Paus Fransiskus kembali menginspirasi umat untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan melalui firman-Nya.
Melalui pesan ini, Paus Fransiskus berharap agar umat Kristiani di seluruh dunia semakin teguh dalam iman dan menjadi saksi kasih Allah di tengah dunia yang penuh tantangan.
“Mari kita jadikan Sabda Allah sebagai kompas dalam perjalanan hidup kita,” tutup Paus Fransiskus dengan penuh semangat.
Perayaan Ekaristi di Basilika Santo Petrus pada Hari Minggu Sabda Allah ini bukan hanya momen liturgis yang khusyuk, tetapi juga panggilan bagi seluruh umat untuk memperbaharui relasi mereka dengan Tuhan melalui firman-Nya.












