Bondowoso, Sinar.co.id,- Kandungan parameter air panas Blawan, dinyatakan cocok untuk sarana rileksasi dan terapi kesehatan sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 tahun 2017 yaitu, maksimum parameter kekeruhan air sebesar 25 NTU.
Hal ini disampaikan pihak prodi Teknik Pertambangan Universitas Jember (Unej) bersama Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) dalam gelar sosialisasi dan edukasi kualitas air panas Blawan di salah satu geosite Ijen Geopark Kecamatan Ijen pada Sabtu, (14/10/2023).
Adapun peserta yang mendapat sosialisasi kali ini terdiri dari siswa-siswi serta guru dari SDN Kalianyar 1 dan 2, SMPN dan SMKN Sempol juga perwakilan karyawan PTPN Blawan.
Baca Juga: Tentang Pengembangan Ijen Geopark di Bondowoso Libatkan Media
Diketahui, sosialisasi yang diberikan merupakan hasil sementara dari penelitian sebelumnya oleh pihak prodi Teknik Pertambangan UNEJ.
Menurut dosen pendamping, Aminah, sosialisasi tentang kualitas air panas dan kandungan mineralnya kali ini, untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan pihak pengelola.
“Penelitian dilakukan dengan metode sampling di beberapa sumber mata air panas yang tersebar mencapai 17 mata air panas di sepanjang aliran sungai Blawan,” jelasnya.
Aminah menyebut, tahapan penelitian meliputi, survei, pengambilan sample, uji laboratorium, analisa, sosialisasi, diskusi dan pelaporan.
Menurutnya, hasil sementara yang diperoleh, standar baku mutu air panas Blawan memenuhi persyaratan kelayakan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 tahun 2017 yaitu, maksimum sebesar 25 NTU.
“Dengan kata lain, air panas Blawan dengan suhu yang hangat, memiliki keunikan kandungan mineral yang cocok sebagai salah satu sarana rileksasi dan terapi kesehatan,” katanya.
Baca Juga: Khasit Mata Air Panas Blawan Bondowoso, Panjang, Besar dan Kuat
Tanggapan Pengurus PHIG Bondowoso
Disampaikan pendamping geologi dari PHIG Kabupaten Bondowoso, Tinggal S. Pamular, melalui adanya kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi, akan lebih memperkaya nilai ilmiah pada aspek geologi yang ada di kawasan Ijen Geopark.
“Harapannya ke depan, kerjasama ini semakin berkembang dan bisa mencakup aksi tiga pilar geopark yaitu, konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” harapnya.
Menurutnya, pelajar di Ijen diharapkan lebih mengenal potensi yang ada di wilayahnya.
“Sehingga, secara bertahap akan menjadi embrio terhadap pengembangan Ijen Geopark ke depan,” ungkap Tinggal S. Pamular.
Tanggapan Pengurus PHIG Bondowoso
Sementara, pengurus PHIG Bondowoso, Ahmad Sofyan, menyebutkan bahwa, pengembangan geopark membawa paradigma baru.
Dengan kegiatan penyuluhan dari prodi Teknik Pertambangan UNEJ tersebut memberikan ruang edukasi baru bagi pelajar sekitar kawasan situs,
“Hal ini dalam upaya memasyarakatkan geologi sehingga, diharapkan kedepannya menjadi materi geowisata yang menarik,” jelasnya.
Ahmad Sofyan juga menyebut, jika kegiatan pengembangan Ijen Geopark juga mementingkan pemberdayaan masyarakat melalui edukasi selain pilar konservasi dan pengembangan ekonomi.
Baca Juga: Tiga Usulan Geosite Baru Ijen Geopark di Bondowoso
Edukasi diwujudkan dengan bentuk kerja sama dengan perguruan tinggi dan penekanan saling berbagi informasi terkait penelitian juga kajian yang dilakukan di Ijen Geopark.
Menurutnya, fasilitasi kegiatan pengabdian masyarakat, pemagangan hingga kegiatan positif lainnya, demi melestarikan Bumi, mensejahterakan Masyarakat.
“Inisiasi kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan di bidang geologi perlu terus dikembangkan mengingat potensi besar yang ada di tiap geosite Geopark Ijen, sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut,” pungkasnya.