Bondowoso, Sinar.co.id,– Turut bumikan Seni dan Budaya khas kabupaten Bondowoso, sejumlah muda mudi generasi Z ikut andil menampilkan kreasi seni tari dan seni musik parade Daul pada momen Car Free Night di Kampung Kopi, Seni dan Budaya Jl. Pelita, kelurahan Tamansari pada Sabtu malam Minggu, (27/01/2024).
Diketahui, selain suguhan beragam Kopi dan kuliner dari pelaku UMKM dalam momen Car Free Night kali ini, juga menyuguhkan kesenian dan budaya khas Bondowoso dengan desain konten porer kreasi dari sejumlah muda – mudi generasi Z.
Disampaikan penari dari siswi salah satu Sekolah Menangah Atas, Kirana Diva Larasati, dirinya mengaku bangga telah diberikan kesempatan bisa menyumbangkan kreasi seninya untuk menghibur masyarakat dan menumbuhkan seni budaya di kalangan generasi z.
“Bisa tampil di atas panggung, dengan penonton yang luar biasa ramai, ini sekaligus melatih keperpercayaan diri bagi kami,” ungkapnya.
Ia berharap, Kampung Kopi, Seni dan Budaya tetap memberikan ruang, untuk pelaku seni dan budaya lainya, agar bisa tampil setiap car free night pada malam Minggu.
“Momen yang juga mendukung program Bondowoso Republik Kopi ini, menjadi kesempatan untuk kami mengasah kreasi. Apalagi untuk generasi z, butuh ruang atau panggung agar bisa berkreasi menampilkan bakat sesuai bidangnya masing-masing,” katanya.
Kirana berharap kepada Pemerintah juga semua pihak agar general z diberikan kepercayaan untuk bisa ikut membantu pemerintah dalam segala hal khusus nya bidang seni dan budaya.
Tanggapan Performa generasi Z
Menanggapi andil generasi Z tersebut, ketua paguyuban kampung kopi, seni dan budaya Jl. Pelita, Heru Sukamto, berterima kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam upaya mendukung program kampung kopi pelita.
“Insya Allah, akan ada penampilan dari sekolah lainnya juga nanti untuk bisa tampil di car free night secara bergantian setiap malam Minggunya,” ungkap ketua paguyuban kampung kopi pelita.
Menurutnya, keterlibatan muda – mudi sebagai sarana memotivasi generasi z dengan melihat penampilan rekan sekolahnya yang berkreasi di luar sekolah.
“Jadi, mereka tidak harus menunggu inagurasi atau gelar seni yang diadakan satu tahun sekali di sekolah masing-masing. Jika di kampung kopi bisa tampil setiap waktu kenapa tidak,?. Apalagi di tonton tidak hanya teman sekolah nya tapi, masyarakat umum atau teman lain di sekolahnya lebih bangga lagi,” ucap Heru Sukamto.
Sementara, Sekretaris Paguyuban Kampung Kopi Pelita, Rudy Tri Hartono, menyebut jika panggung hiburan car free night laouching ke dua di kampung kopi pelita ini, dibuka untuk umum.
“Siapa saja yang ingin menampilkan bakat seni tari, musik dan lain sebagainya, bisa menghubungi pengurus kampung kopi pelita,” pungkasnya.