Pemakaman Imogiri merupakan kompleks pemakaman yang terletak di Desa Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Tempat peristirahatan terakhir bagi beberapa anggota keluarga kerajaan Mataram ini, memiliki sejarah dan makna penting dalam budaya Jawa dan Nusantara pada umumnya.
Pemakaman Imogiri dibangun pada tahun 1632 oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram.
Simak & Klick video lengkapnya di bawah 👇
https://www.facebook.com/reel/The Journalist/Video Imogiri Ritual
Kompleks pemakaman ini terletak di lereng Gunung Merapi dan terdiri dari tiga bagian utama: Astana Giriloyo, Astana Manguntur Tangkil, dan Astana Imogiri.
Setiap bagian memiliki fungsi dan peran yang berbeda dalam pemakaman keluarga kerajaan.

Astana Giriloyo merupakan pesarean dari para sultan dan raja-raja Mataram yang memerintah sebelum Sultan Agung.

Astana Manguntur Tangkil adalah tempat peristirahatan bagi para raja-raja yang memerintah pada masa Sultan Agung.
https://vt.tiktok.com/@sonic_media16/video Ritual Parpol IMOGIRI
Astana Imogiri adalah tempat peristirahatan bagi para raja-raja dan sultan-sultan Mataram yang memerintah setelah Sultan Agung.
Pemakaman Imogiri memiliki tradisi unik dalam prosesi pemakaman yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Prosedur pemakaman diatur dengan ketat dan dilakukan oleh abdi dalem yaitu, anggota kerabat kerajaan yang memiliki peran khusus dalam mengurus pemakaman.
Pemakaman Imogiri biasanya dilakukan dengan upacara yang khidmat dan mengikuti tradisi Jawa yang kaya akan simbolisme.
Bagi masyarakat Jawa, Pemakaman Imogiri bukan hanya tempat peristirahatan terakhir para kerabat kerajaan tetapi, juga memiliki nilai spiritual dan religius yang tinggi.
Banyak orang dari berbagai lapisan termasuk tokoh parpol dan petinggi Negara datang ke Imogiri untuk berziarah dengan berbagai maksud.
Mereka percaya bahwa, pemakaman ini merupakan sarana tempat suci yang dapat lebih mengkonsentrasikan diri mendekat pada sang pencipta untuk memberikan berkah dan perlindungan.
Selain itu, peziarah dapat mengunjungi kompleks pemakaman, mengamati arsitektur tradisional Jawa dan mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan budaya kerajaan Mataram.
Sejarah Pemakaman Imogiri
Sejarah Pemakaman Imogiri dapat ditelusuri kembali dari abad ke-17 saat Kerajaan Mataram didirikan.
Raja-raja dari Dinasti Mataram dimakamkan di sini, termasuk Sultan Agung, Amangkurat I, Amangkurat II, dan Hamengkubuwono I hingga sekarang.
Para pemimpin tersebut dianggap sebagai pahlawan dan tokoh bersejarah yang memainkan peran penting dalam pembentukan dan perkembangan kerajaan Jawa.
Pemakaman Imogiri memiliki arsitektur yang khas Jawa dengan suasana yang khidmat.
Terdapat tiga kompleks pemakaman utama di Imogiri, yaitu Siti Hinggil (Tempat Tidur Terakhir) untuk Sultan-Sultan Mataram, Siti Jenggolo untuk keluarga kerajaan dan bangsawan, serta Siti Kendil untuk masyarakat umum.
Setiap kompleks memiliki tata letak dan tradisi pemakaman yang berbeda.
Pemakaman di Imogiri juga sering menjadi tempat ziarah bagi para pengunjung yang ingin menghormati dan mengenang para pahlawan kerajaan Mataram.
Banyak orang yang datang ke Imogiri untuk berdoa, merenung, dan menghormati leluhur mereka.
Legenda pemakaman Imogiri
Legenda pemakaman Imogiri berasal dari kompleks pemakaman kerajaan di Imogiri, Yogyakarta, Indonesia.
Imogiri merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi raja-raja dan keluarga kerajaan dari Kesultanan Yogyakarta dan Kasultanan Pakualaman.
Salah satu legenda terkenal yang berhubungan dengan Imogiri adalah “Legenda Kalong Wesi”.
Konon, pada masa lalu, terdapat seorang raja yang memiliki kekuatan magis dan menjadi penguasa yang adil dan bijaksana.
Raja tersebut memiliki kendali atas kalong (kelelawar) yang terbuat dari besi atau wesi.
Kendaraan raja terdiri dari kereta yang ditarik oleh kalong-kalong tersebut. Setelah raja tersebut meninggal dunia, kereta tersebut dikuburkan bersama dengan raja di kompleks pemakaman Imogiri.
Menurut legenda, setiap kali akan ada kematian di kalangan keluarga kerajaan, kalong-kalong wesi tersebut akan terbang ke udara dan menerbangkan diri menuju pemakaman Imogiri.
Hal ini dianggap sebagai pertanda bahwa seorang anggota keluarga kerajaan akan segera meninggal dunia.
Fenomena ini diyakini oleh masyarakat setempat dan menjadi salah satu kepercayaan yang melekat kuat dalam tradisi pemakaman di Imogiri.
Selain itu, terdapat juga legenda yang mengatakan bahwa pemakaman di Imogiri memiliki daya magis yang kuat.
Konon, orang yang dimakamkan di sana akan menjadi penjaga dan pelindung bagi kerajaan Yogyakarta.
Oleh karena itu, pemakaman di Imogiri dianggap sebagai tempat suci dan dipandang dengan rasa hormat yang tinggi.
Meskipun legenda-legenda ini dianggap sebagai cerita mistis dan kepercayaan lokal, kompleks pemakaman Imogiri memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan bagi masyarakat Yogyakarta.
Kunjungan Tokoh Parpol
Jika ada tokoh parpol yang mendatangi Imogiri jelang pemilu, hal tersebut mungkin secara logis terkait dengan upaya kampanye politik atau pertemuan dengan pendukung partai di daerah tersebut.
Dalam konteks pemilu di Indonesia, tokoh-tokoh parpol sering kali melakukan kunjungan ke berbagai daerah untuk memperkenalkan partai mereka, memperoleh dukungan dari masyarakat, atau menggalang dukungan untuk calon mereka.
Pada umumnya, kunjungan tokoh parpol ke daerah tertentu bertujuan untuk membangun hubungan dengan pemilih dan memperoleh dukungan politik.
Jika terdapat kunjungan tokoh-tokoh partai politik (parpol) di Imogiri menjelang pemilu, hal tersebut mungkin terjadi karena Imogiri merupakan tempat strategis untuk memperoleh dukungan politik di wilayah tersebut.
Namun demikian, banyak saksi mata yang menyebutkan bahwa diantara para tokoh parpol yang datang, bukan hanya dari kawasan tersebut melainkan dari berbagai daerah bahkan manca Negara.
Kunjungan semacam ini menjadi lumrah bagi masyarakat di Imogiri. Mereka datang dengan berbagai hajat dengan ritual yang berbeda-beda.
Menurut beberapa narasumber, sebagian percaya jika berpuasa 7 hari sebelum datang ke pesarean imogiri cita-citanya akan terkabul untuk mendapatkan hati rakyat.