Bondowoso, Sinar.co.id – Pasca adanya gerakan sosial dari team Fauzi Cahyo Purnomo yang membantu meringankan beban Nenek Asriyati (50), pihak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso lakukan asesmen.
Sebelumnya Nenek Asriyati (50), warga desa/Kecamatan Cermee, Bondowoso diberitakan hidup sebatang kara dan mengalami cacat permanen akibat keracunan obat beberapa tahun yang lalu ketika masih bekerja di pulau Dewata Bali.
Dikutip dari bondowoso.inews.id, yang turut serta dalam rombongan bantuan sosial dari Fauzi Cahyo Purnomo pada Minggu, 21 Agustus 2023 kemarin, disampaikan jika, Asriyati tinggal di gubuk bekas kandang sapi dan sempat berpuasa karena tidak ada makanan.
Dalam pemberitaaan tersebut, Fauzi Cahyo Purnomo, bakal calon Bupati Bondowoso 2024, mengaku jika dirinya tergerak membantu usai mendapat laporan dari salah satu warga setempat.
H. Fauzi yang juga alumni Ponpes Shalafiyah Syafiiyah Sukorejo itu, mengaku akan membantu semaksimal mungkin untuk meringankan beban penderitaan wanita sebatang kara tersebut.
“Melihat kondisi ibu Asriyati tentu sangat miris sekali karena, untuk makan sehari – hari saja susah akibat keterbatasan fisik. Kami hanya membantu untuk meringankan beban kehidupannya,” ujar Fauzi Cahyo Purnomo.
Saat dikonfirmasi, Camat Cermee, Dwi Purnomo mengaku jika, pihaknya sedang bersama pihak Dinsos untuk melakukan asesment.
“Tapi itu (sebelumnya) sudah masuk pengajuan ke Dinsos dan itu bukan sebatang kara karena ada cucu dan anaknya perempuan. Yang bersangkutan juga sudah terdata di penerima BPNT juga PKH,” katanya Senin, (21/08).
Sementara, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB), Anisatul Hamidah mengaku, selalu mengkoordinasikan dengan pendamping Dinsos, PKH dan pihak pendamping lainya dalam urusan apapun.
“Arsiyati ini, tercatat sebagai penerima BPNT, kemudian kita asesmen keluarga supaya mau kita tempatkan di UPT Dinsos. saat ini masih proses rayu merayu,” jelasnya.
Kadinsos P3AKB Bondowoso ini juga menjelaskan untuk memindahkan seorang yang akan dibantu ke tempat lain, biasanya ada kendala penolakan dari yang bersangkutan.
“Karena rata-rata seseorang tidak mau terpisah dengan cucu, anak dan keluarganya,” kata Anisatul Hamidah.
Ditanya terkait adanya gerakan sosial dari Bacabup Bondowoso, Anisatul Hamidah mengaku apresiasi.
“Itu kan dari masyarakat, saya kira monggo-monggo saja. Itu mungkin bentuk perhatian dari yang bersangkutan.
Saya kira wujud kesetiakawananpun juga harus dibangun tidak hanya person, tapi juga masyarakat sekitar.
Saya kira itu menjadi hak masyarakat. siapa yang ingin membantu ya monggo tidak hanya beliau saja ini kan terbuka untuk umum siapapun yang ingin membantu ya dipersilahkan,” pungkasnya.