Scroll untuk membaca artikel
Tradisional

Kirab Muharram, Bupati dan Wabup Lepas Ayam Simbol Pengabdian

Redaksi
499
×

Kirab Muharram, Bupati dan Wabup Lepas Ayam Simbol Pengabdian

Sebarkan artikel ini
kirab
Bupati dan Wabup Bondowoso saat melepas seekor ayam dipandu oleh dalang ritual.

Bondowoso, sinar.co.id,- Kirab festival Muharram 1447 H kabupaten Bondowoso, tampilkan ruwat “katopak panglober” (bahasa madura red-) sebagai simbol transformasi kebaikan kinerja pemerintahan sesuai visi misi dan jargon Bondowoso Berkah.

Hal ini disampaikan Penggiat budaya sekaligus inisiator acara kirab festival Muharram kabupaten Bondowoso, R. Mathlubur Rhisky dikonfirmasi usai acarara pada Kamis malam, (26/06/2025).

Ritual Usai Kirab Muharram Manivestasi Simbol Budaya dan Sejarah

Duketahui, setelah melakukan kirab dengan rute start dari makam Ki Ronggo, dan berakhir di garis finish depan Pendopo Raden Bogoes Asrah, Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso tampak mengikuti prosesi budaya sebelum memasuki pendopo.

Baca Juga :   Manfaat Bawang Putih di Musim Pancaroba

Disampaikan R. Mathlubur Rhisky, prosesi katopa’ panglober itu merupakan prosesi budaya yang manivestasinya merujuk pada simbol kepemimpinan yang mampu mengabdikan dirinya untuk masyarakat.

Dimana, sebuah ketupat dipegang dan ditarik oleh Bupati dan Wakil Bupati yang menyimbolkan adanya kerjasama yangbaik dari dua pemimpin.

Kemudian, lanjutnya, setelah ketupat ditarik dan terkoyak menjadi dua bagian terlemparlah beras yang berwarna merah

“Itu simbol bahwa dimulainya sebuah peradaban baru yang diharapkan lebih baik dari peradaban sebelumnya,”

Sementara melepas ayam itu adalah simbol kegigihan atau dengan dilepasnya ayam itu sebuah pengabdian untuk masyarakat.

Baca Juga :   7 Siswa PSHT Jember Sukses Naik Tingkat, Ini Pesan Moral yang Bikin Merinding

“Jadi prosesi katopak panglober itu sudah ada sejak sunan kalijogo. Kita diwarisi untuk melanjutkan agar bagaimana kegigihan itu menjadi dasar-dasar penguat kita untuk terus melakukan percepatan inflasi pembangunan di kabupaten Bondowoso,” ujarnaya.

Sementara Bupati Bondowoso, Abd. Hamid Wahid, menyebut jika kirab dari makam Ki Ronggo menuju Pendopo, merupakan simbol pengingat napak tilas perjalanan dari pembabat awal kabupaten Bondowoso.

“Itu dapat kita simpulkan dalam sebuah jargon pendek Berkah (berkualitas, akselaratif, holistik) artinya transformasi perubahan kebaikan yang dilakukan itu sesuai dengan visi misi Bondowoso Berkah. tidak hanya kebaikan yang berkualitas lokal tapi juga, mampu menembus standar yang lebih jauh,” jelasnya.

Baca Juga :   Mengangkat Tradisi Ruwat, Teras FIB Unej Selenggarakan Pagelaran Tari dan Sarasehan Budaya

Menurut Bupati Hamid, kita ingin mencoba menggali yang sebetulnya ini bukan hal yang baru tapi misalnya dalam perjalanan pendiri dulu yang disimpulkan pada saat meninggalnya ki ronggo itu dengan surya sengkala

“Penanda waktu yang disimpulkan dalam rangkaian kata berdasar kesucian tatatanan sistem pengelolaan menuju keseimbangan,” tukas Bupati.

tiktok.com/@sinar.co.id

 

Ikuti juga update berita terbaru sinar.co.id di Google News

Bergabung di saluran berita sinar.co.id di saluran WhatsApp