Bondowoso, sinar.co.id,– Beberapa kali membawa nama harum kabupaten Bondowoso dalam meraih beragam penghargaan, pihak desa Kalianyar, kecamatan Ijen merasa kesulitan mendapatkan akses sekedar spirit dari pihak pemerintah Daerah.
Diketahui, Desa Kalianyar sering kali mendapat penghargaan atas beragam inovasi yang ditorehkan, terakhir juara 1 penghargaan Desa Award oleh Unibersitas Jember.
Adapun indikator penilaian Desa Award ini, berfokus pada prestasi desa binaan, mencakup program unggulan, inovasi, partisipasi masyarakat, dan potensi desa, dengan tujuan meningkatkan kapasitas desa dan memberikan prioritas hibah pengabdian.
Dimana, penilaiannya melalui pengunggahan profil desa dan bukti program desa untuk menunjukkan perkembangan dan sinergi dengan kegiatan dosen.
Terimakasih Hingga Keluhan Kades Kalianyar
Atas penghargaan tersebut, Kepala Desa Kalianyar Muhammad Faozi menyampaikan terima kasih atas dukungan dari keluarga, perangkat Desa Kalianyar khususnya, warga Desa Kalianyar yang sudah support dan mendukung secara penuh.
“Dengan semua kerja samanya hingga kita bisa mendapatkan anugerah Desa Award ini,” ucapnya pada Kamis, (11/12/2025).
Diakuinya Desa Kalianyar sering mengikuti beberapa kompetisi terkait lomba Desa, disamping Desa memang diharapkan oleh pemerintah untuk inovatif dan kreatif dalam membangun Desa.
“Namun di lapangan, ada kalanya dirasa dukungan pemerintah masih minim. Ini bukan dibutuhkan dalam hal nominal namun, setidaknya ada spirit berupa bimbingan dan pendampingan berupa dorongan dan motivasi pada hal yang perlu di benahi,” harapnya.
Menurut M Faozi, selama ini pihaknya berangkat sendiri dan semua kekurangan yang sifatnya penunjang kompetisi juga dikerjakan sendiri.
“Sejujurnya kita akui Desa masih banyak kekurangan. Namun, setidaknya, ketika pemerintah turun tangan membantu dengan arahan dan bimbingan mungkin akan membuat kita semakin maksimal,” ucapnya.
Dirinya yakin bila dorongan pemerintah seimbang akan ada efek semangat dan keinginan dari semua Kepala Desa untuk terus tumbuh membangun Desanya.
“Namun, kita tetap merasa berterima kasih dan bersukur karena, minimnya dukungan justru benar-benar membuat kita bisa lebih belajar berfikir mandiri dalam berinovasi dan berkreasi membangun Desa sesuai dengan kemampuan adaptif Desa,” pungkasnya.












