Scroll untuk membaca artikel
Artikel

Revitalisasi Pertanian Desa Wonosuko: Peran Mahasiswa KKN UMD 132 Dalam Mengolah Pupuk Organik Padat “Eco-Desko”

208
×

Revitalisasi Pertanian Desa Wonosuko: Peran Mahasiswa KKN UMD 132 Dalam Mengolah Pupuk Organik Padat “Eco-Desko”

Sebarkan artikel ini
Revitalisasi
Uji coba pupuk organik padat sebagai media tanam sayuran

SINAR.CO.ID,- Sektor peternakan dan pertanian dianggap sebagai kontributor utama emisi gas rumah kaca yang memberikan dampak signifikan terhadap perubahan lingkungan saat ini, yang mana emisi gas rumah kaca dari kedua sektor tersebut jauh melebihi kontribusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.

Secara spesifik, sektor pertanian dan peternakan bertanggung jawab terhadap sekitar 51 dari total emisi gas rumah kaca global, sedangkan kendaraan bermotor hanya menyumbangkan 13 dari total emisi gas rumah kaca global.

Revitalisasi Pertanian Desa Wonosuko: Peran Mahasiswa KKN UMD 132 Dalam Mengolah Pupuk Organik Padat “Eco-Desko”

Dalam hal ini, kita akan fokus ke dalam sektor peternakan sapi. Hal tersebut dikarenakan sapi merupakan hewan ternak yang mengeluarkan sekitar liter gas metana setiap harinya.

Gas metana merupakan emisi gas rumah kaca yang menaikkan suhu bumi 20 kali lebih cepat dibandingkan dengan karbondioksida. Emisi gas rumah kaca inilah yang menyebabkan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrim di masa mendatang.

Limbah dari peternakan, khususnya kotoran sapi, juga menghasilkan gas yang dapat mencemari lingkungan, seperti gas amonia. Peternakan bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga dari total emisi amonia global.

Amonia ini merupakan gas yang berperan utama dalam pembentukan hujan asam serta memiliki dampak merusak terhadap lingkungan dengan mengubah komposisi kimia tanah yang selanjutnya akan merusak serta membunuh tanaman yang tumbuh di tanah akibat terkena hujan asam tersebut.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kotoran sapi tidak dibiarkan begitu saja di lingkungan. Pengolahan kotoran sapi dapat dijadikan menjadi biogas, biourine, dan juga pupuk organik padat (POP).

Pada artikel kali ini akan dibahas terkait pemanfaatan kotoran sapi menjadi pupuk organik padat, khususnya di Desa Wonosuko, Kabupaten Bondowoso, oleh Mahasiswa KKN UMD 132 Wonosuko dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember.

Baca Juga :   Jember Kabupaten Pandalungan

Limbah kotoran sapi di Desa Wonosuko menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh desa tersebut dan hingga kini belum ditemukan solusi yang memadai.

Masalah ini ditimbulkan akibat banyaknya ternak sapi yang dimiliki oleh penduduk desa, di mana hampir setiap rumah di Desa Wonosuko memiliki setidaknya satu ekor sapi.

Selain itu, tidak ada upaya pengelolaan yang memadai terhadap limbah kotoran sapi yang dihasilkan. Limbah kotoran sapi seringkali hanya dibiarkan menumpuk begitu saja atau dibuang ke selokan di sekitar rumah warga.

Bahkan, dengan banyaknya kotoran sapi, Desa Wonosuko harus memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) khusus untuk limbah kotoran sapi tersebut, yang tentunya berdampak buruk bagi lingkungan seperti yang telah dijelaskan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Mahasiswa KKN UMD 132 Wonosuko mengambil inisiatif dengan memfokuskan program kerja mereka pada pengelolaan kotoran sapi menjadi pupuk organik padat.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Mahasiswa KKN UMD 132 Wonosuko mengadakan sosialisasi mengenai pembuatan pupuk organik padat.

Sosialisasi dilaksanakan pada hari Selasa, 06 Agustus 2024 di Balai Desa Wonosuko yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Wonosuko tentang cara membuat pupuk organik padat dengan menggunakan kotoran sapi.

Sosialiasasi ini dihadiri oleh Kepala Desa Wonosuko, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kelompok petani, ibu-ibu PKK, ibu pemilik tanaman hias, dan Mahasiswa KKN STIS Nurul Qurnain.

Narasumber utama dalam acara ini adalah Bapak Hasan Basri, seorang praktisi di bidang pertanian yang berfokus pada produksi pupuk organik padat sekaligus sebagai owner dari Super Bokasi Kabupaten

Baca Juga :   Destinasi Wisata Jember dan Mengenal Kejayaannya Sejak Kolonial

Beliau berbagi ilmu tentang manfaat pupuk organik padat serta teknik-teknik pembuatan pupuk yang efisien dan mudah dilakukan secara mandiri. Dalam sosialisasi ini kelompok KKN 132 membuat pupuk organik padat yang diberi nama Eco-Desko.

Pupuk organik padat Eco-Desko adalah produk inovatif yang dirancang untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti kotoran sapi untuk meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen.

Dalam pemaparannya, pemateri menjelaskan bahwa pupuk organik padat memiliki banyak keuntungan dibanding pupuk kimia. Selain dapat meningkatkan kualitas tanah dan kesuburan tanah, pupuk organik juga membantu menjaga kesehatan ekosistem dengan mengurangi pencemaran lingkungan terutama tanah dan air.

Pemateri juga menyoroti pentingnya penggunaan bahan-bahan organik yang ada disekitar, seperti sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, dan kompos rumah tangga untuk membuat pupuk yang ramah lingkungan.

Selama sesi praktik, peserta diperkenalkan dengan langkah-langkah pembuatan pupuk organik padat. Dimulai dengan pengumpulan bahan-bahan organik, proses fermentasi, hingga pengeringan dan pengemasan.

Pemateri dan Kelompok KKN 132 Desa Wonosuko juga mendemonstrasikan teknik-teknik yang sederhana namun efektif, yang dapat dilakukan dengan peralatan seadanya seperti karung goni, sekop, timba, dan arco.

Bapak Sapik Udin selaku kepala Desa Wonosuko, menyatakan apresiasinya terhadap acara ini.

“Sosialisasi ini sangat penting bagi kami, dengan pengetahuan yang diperoleh, kami harap masyarakat di Desa Wonosuko dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan bisa memanfaatkan pupuk organik padat yang pastinya lebih ramah lingkungan.”

Para peserta tampak antusias dan aktif bertanya selama sesi tanya jawab dan beberapa di antara mereka sudah berencana untuk memulai pembuatan pupuk organik di lahan pertanian mereka sendiri.

Baca Juga :   Potensi Makar Belum Juga Ditangakap, Ini Dia Sosok Beking Panji Gumilang

Sebagai bagian dari upaya mendukung praktik pertanian berkelanjutan, kelompok KKN 132 Wonosuko telah bekerja sama dengan Ibu Tiwi, seorang anggota dari PKK, untuk menerapkan Pupuk Organik Padat Eco-Desko dalam usaha pertaniannya.

Untuk memanfaatkan kekuatan media sosial dalam memperkenalkan dan memasarkan pupuk organik padat Eco-Desko, kami merancang rencana pemasaran khusus melalui platform Instagram dengan nama akun @Eco-Desko.

Dengan mengikuti rencana pemasaran ini, kami memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pupuk organik padat Eco-Desko, membangun komunitas yang peduli terhadap pertanian berkelanjutan dan akhirnya mendorong penjualan produk secara signifikan melalui Instagram.

Sosialisasi pembuatan pupuk organik padat di Desa Wonosuko diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas pertanian secara berkelanjutan. Melalui kegiatan ini, para petani di desa bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam membuat pupuk organik yang berkualitas, yang dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan memperbaiki kesuburan tanah.

Penerapan pupuk organik padat telah menunjukkan manfaat yang jelas, termasuk peningkatan kesehatan tanah, hasil panen yang lebih baik, dan penurunan biaya produksi.

Selain itu, sosialisasi ini juga mendorong praktik pertanian ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan jangka panjang.
Keberhasilan program ini menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam mengadopsi teknologi pertanian yang inovatif dan berkelanjutan.

Dengan keberlanjutan sebagai fokus utama, Desa Wonosuko kini berada pada jalur yang lebih baik menuju pertanian yang lebih produktif dan ramah lingkungan, yang tentunya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya meningkatkan kualitas pertanian mereka.

https://www.tiktok.com/@sinar.co.id//

Ikuti update berita terbaru di Google News sinar.co.id


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page