Jember, Sinar.co.id,– Eskalasi yang kian menghangat antara PBNU dan PKB beberapa minggu terakhir hingga menyedot animo publik dan perhatian jagat politik indonesia.
Terbaru ialah statement kyai Anwar Iskandar perwakilan Pansus PBNU yang mengatakan bahwa PKB harus kembali dipimpin ulama.
Garda Bangsa Jember
Hal ini direspon oleh Garda Bangsa Jember dengan mempertanyakan status Keulamaan beberapa jajaran pengurus PBNU yang dianggap belum mumpuni secara kapasitas untuk dijuluki Ulama.
“Hari ini tidak jelas yang mana ulama dan yang mana politisi. Seperti sekjend PBNU Gus ipul ini gak jelas apakah Ulama atau Politisi. Karena sering berubah-ubah peran akhirnya tidak jelas statusnya sebagai apa,” ucap Mohammad Fajar Direktur LBH Garda Bangsa Jember.
Fajar Menambahkan bahwa, standar kategori ulama dalam tradisi NU itu Alim dalam keterampilan baca kitab kuning dan lisannya terjaga dari perkataan kasar yang menyakiti orang lain.
“Nah ini kan Gus ipul belum terbukti memiliki kemampuan mumpuni dalam keterampilan kitab kuning, belum teruji kealimannya yang ada justru pernyataan di berbagai kesempatan menyakiti banyak pihak. Harusnya Ulama itu minimal tidak menyakiti perasaan orang lain,” tambahnya.
Terakhir ia berharap kedepan harus ada Screening yang ketat untuk menjadi jajaran pengurus PBNU agar tidak disusupi oleh oknum tidak jelas kemudian mengaku ulama.
“Kedepan harus ada seleksi ketat untuk menjadi pengurus PBNU itu. Minimal harus lancar dan fasih baca kitab kuning. Agar tidak disusupi politisi berkedok ulama. Kita berharap ada pembuktian Gus ipul mengaji kitab kuning secara live dan disaksikan oleh seluruh warga NU se indonesia,” pungkasnya.