Scroll untuk membaca artikel
Tradisional

FESTIVAL BLUG GEBLUG, REGENERASI BUDAYA LOKAL BERDIMENSI DAKWAH

Redaksi
889
×

FESTIVAL BLUG GEBLUG, REGENERASI BUDAYA LOKAL BERDIMENSI DAKWAH

Sebarkan artikel ini
FESTIVAL BLUG GEBLUG, REGENERASI BUDAYA LOKAL BERDIMENSI DAKWAH

PASURUAN – Sebagai kawasan multikultural, Kabupaten Pasuruan memiliki ragam budaya berbasis etnis dan agama. Dalam proses historis dari masa lalu hingga masa kini, ekspresi seni di Pasuruan banyak diwarnai hibriditas.

Salah satu kesenian hibrid yang memadukan syiar agama Islam dan budaya lokal adalah Syi’iran Blug Geblug yang berkembang di kawasan Rembang, Purwodadi, dan sekitarnya.

Syi’iran Blug Geblug merupakan pertunjukan syair berbahasa Madura atau Jawa yang dinyanyikan secara bersama-sama oleh 3-15 orang atau lebih dengan iringan bantal yang dipukul dengan tangan dan tepuk tangan anggotanya. Syair ini berisi pujian, sholawat, dan ajaran-ajaran tentang agama Islam. Istilah Blug Geblug berasal dari bunyi bantal yang dipukul.

Baca Juga :   Memaknai “Kesetiaan” Watangan Melalui Ritual dalam Galang Gerak Budaya Tapal Kuda

Sebagai upaya regenerasi kesenian ini, panitia Galang Gerak Budaya Tapal Kuda (GGBTK) Kabupaten Pasuruan menggelar Festival Blug Geblug di Halaman SDN 1 Gerbo, Kecamatan Purwodadi, 11/11/23. Festival ini diikuti oleh 14 sekolah dasar di Purwodadi.

Masing-masing kelompok mempersembahkan pertunjukan dengan riang gembira. Mereka cukup bersemangat karena bisa mengikuti kompetisi yang melombakan kesenian yang menjadi bagian dari ekstrakurikuler di sekolah.

“Festival ini merupakan rangkaian kegiatan Galang Gerak Budaya Tapal Kuda yang dilaksanakan Direktoat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek. Harapannya, para pelajar SD akan meneruskan ekspresi budaya yang menjadi bagian dari syiar agama,” ungkap Ustadi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan, dalam sambutannya sebelum membuka festival.

Baca Juga :   Mengenal Warangka Sandang Walikat Triargo Karya Sang Mpu Arum Bondowoso

Menariknya, masing-masing kelompok membawa suporter layaknya pertandingan sepakbola. Mereka adalah para siswa dan guru yag menyemangati peserta agar bisa tampil maksimal. Suasana di depan panggung menjadi lebih meriah dan ramai, tetapi tetap tertib. Dengan kedatangan para suporter cilik tersebut, para pelaku UMKM pun diuntungkan.

Bagi panitia GGBTK Kabupaten Pasuruan, regenerasi Blug Geblug menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, mengingat semakin kuatnya pengaruh budaya asing di kalangan anak-anak desa.

“Blug Geblug ini warisan leluhur yang harus menjadi prioritas dalam upaya pemajuan budaya. Kita sama-sama tahu bagaimana aneka budaya asing hadir dalam pergaulan sehari-hari pelajar. Maka, kalau sejak dini mereka kita ajari, setidaknya akan muncul rasa cinta,” ujar Makhmud, panitia GGBTK Kabupaten Pasuruan di sela-sela memantau festival.

Baca Juga :   Budaya Nyonteng Kolbuk dan Legenda Ji Songot desa Sumber Wringin

Setidaknya, dari Desa Gerbo, para pelajar SD, pelaku budaya, warga masyarakat, guru, dan tokoh agama mengabarkan tentang pentingnya pemajuan budaya melalui langkah regenerasi. Dengan  itulah, banyak penerus yang siap memajukan kesenian hibrid yang memadukan dakwah agama dan ragam budaya sebagai salau satu karakteristik wilayah Tapal Kuda.

 

Ikuti juga update berita terbaru sinar.co.id di Google News

Bergabung di saluran berita sinar.co.id di saluran WhatsApp