Probolinggo, sinar.co.id,- Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo memang sangat baik. Tetapi masih belum mencapai target, pun masih di bawah rata-rata. PC PMII Probolinggo menilai pemerintah terlalu jumawa.
IPM Kabupaten Probolinggo
Tren kenaikan Indeks pembangunan manusia, hasil pressrelease Badan Pusat Statistik Jawa Timur 5 november lalu membuktikan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Probolinggo menduduki perinkat 32 di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Di bawah Situbondo dan Bondowoso. Sementara, rata-rata IPM di Kabupaten/kota di Jawa Timur sekitar 76,13.
Yang diperoleh Kabupaten Probolinggo sekitar 71,65 sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun 2025-2030 yang ditetapkan Agustus lalu. Pada tahun 2025 pemerintah menargetkan IPM Kabupaten Probolinggo sekitar 71,86. Kurang sekitar 0,21 untuk mencapai target.
PC PMII Probolinggo menilai kinerja masih buruk. Sebab tak sesuai dengan target yang telah di sepakati oleh eksekutif dan legislatif.
“Jangan dianggap remeh meskipun kurang sedikit, sebab angka 0,01 itu mewakili 1,19 juta penduduk Kabupaten Probolinggo. Pemerintah Kabupaten Probolinggo kali ini tidak kompeten. Sebab mereka yang menargetkan pencapaian, mereka juga yang tidak mencapai target itu,” ujar Achmad Syaifuddin selaku ketua II PC PMII Probolinggo.
Ada tiga komponen untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia termasuk di Kabupaten Probolinggo: umur harapan hidup (UHH) yang naik 73,93 tahun lalu menjadi 74,10 tahun 2025. Harapan lama sekolah (HLS) 12,64 tahun lalu menjadi 12,80 di tahun 2025. Dan rata-rata lama sekolah (RLS) juga naik 6,31 tahun lalu menjadi 6,43 tahun 2025.
Achmad Syaifuddin, yang akrab di sapa Apod, menganggap pemerintah Kabupaten Probolinggo telah menerima banyak perhargaan dari pemerintah pusat maupun provinsi soal kinerja. Akan tetapi nihil soal hasil.
“Saya rasa, pemerintah Kabupaten Probolinggo yang di anugrahi penyerapan anggaran terbaik di Jawa Timur membuahkan hasil yang lebih dari IPM yang di targetkan. Ternyata tidak. Saya berharap komitmen pemerintah untuk selalu mengevalusi kinerjanya ke depan. Supaya sebanding antara kerja dan hasil. Biar tidak tong kosong nyaring bunyinya,” pungkas Apod.












