Bondowoso, sinar.co.id,- Warga Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari, dan Tangsil Kulon, Kecamatan Tenggarang, kompak melakukan perbaikan jembatan penghubung antar desa yang sudah nyaris roboh akibat tergerus arus sungai. Perbaikan dilakukan secara swadaya tanpa bantuan pemerintah selama 1,5 bulan terakhir.
Aksi gotong royong tersebut ramai diperbincangkan di media sosial setelah proses pengecoran jembatan direkam warga dan dibagikan ke Facebook.
Menurut salah seorang warga berinisial T, dana perbaikan diperoleh dari sumbangan masyarakat dan penggalangan amal di jalan selama 1,5 bulan.
Dana Swadaya Terkumpul
“Hingga sekarang sudah terkumpul sekitar Rp20 juta. Ada warga yang nyumbang semen 60 sampai 100 sak, dan ada juga yang menyumbang besi. Urunan ini murni dari masyarakat,” ujarnya, Minggu (30/11/2025).
Ia menceritakan, kondisi jembatan semakin parah sejak lima tahun terakhir. Warga sudah berulang kali mengajukan perbaikan kepada pemerintah, namun hanya dilakukan survei tanpa tindak lanjut.
“Cuma dishooting terus, difoto terus. Tidak diperbaiki juga,” keluhnya.
Pada akhir Desember 2024, jembatan tersebut ambles akibat banjir dan longsor. Meski rusak berat, beberapa pengendara motor masih nekat melintas. Hal itu menyebabkan dua insiden terjatuhnya pengguna jalan, yakni seorang penjual ikan dan pencari rumput.
“Empat bulan lalu ada yang jatuh. Lukanya di kaki. Saya sampai jerit-jerit panggil orang waktu itu,” jelasnya.
Saat ini warga terus bekerja setiap hari untuk menyelesaikan perbaikan jembatan sepanjang 15 meter dan lebar 3,5 meter tersebut.
“Dulu sering diukur-ukur saja, tapi tidak ada tindak lanjut. Akhirnya kita perbaiki sendiri,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, jembatan utama masih dalam proses pengecoran. Di sisi barat, warga membangun jembatan darurat untuk akses sementara kendaraan roda dua.












