Bondowoso, sinar.co.id,- Sindiran Ultramen Tidak Tempramen, riuh diteriakkan puluhan jurnalis se kabupaten Bondowoso dalam mendukung aksi mengutuk oknum pejabat pemerintah yang kerap melakukan persekusi terhadap insan pers.
Aksi unjuk rasa dengan keriuhan sindiran Ultramen Tidak Tempramen di depan monumen Gerbong Maut pada Senin 4 Agustus 2025 kali ini, ditujukan pada sosok Bupati Situbondo Rio dalam tragedi🏷️ dugaan persekusi terhadap Jurnalis.
Disampaikan salah satu koordinator aksi, Ilham, tindakan arogansi, persekusi apalagi disertai kekerasan kepada jurnalis dalam sisi apapun sangat tidak dibenarkan.
“Apalagi yang di Situbondo sudah jelas tindakan intimidasi, itu sangat tidak dibenarkan,” ujarnya.
Ilham berharap kejadian miris yang dilakukan oleh oknum pejabat kelas wahid di Situbondo ini, tidak terjadi lagi di manapun dan kapanpun.
“Seluruh jurnalis berharap ini, tidak terjadi lagi utamanya di Bondowoso karena, memang tidak dibenarkan oleh undang – undang,” ucapnya.
Sosok Ultramen
Sementara, disampaikan Budi salah satu Jurnalis senior Bondowoso, tagline Ultramen yang disematkan kepada Bupati Situbondo sangat tidak cocok dengan karakter yang dilakukan.
“Ultramen itu gak pernah diunjuk rasa apalagi arogan terhadap jurnalis. Menurut saya, jika dugaan diskriminasi itu benar maka, sebaiknya dirubah saja jadi Ultraviolet yang sering baperan,” klakahnya.
Budi menyebut, dugaan diskriminasi terhadap jurnalis di Situbondo itu seperti karakter liar yang mirip dengan hari Minggu.
“Namanya saja hari Minggu, ya Gak masuk mas. Gak masuk di nalar, rasio maupun imajinasi,” tukasnya.












