Scroll untuk membaca artikel
HukumKriminal

TRAGIS, Pria di Sukowono Dianiaya oleh Tetangganya Sendiri Akibat Perselisihan Soal Pohon Pepaya, Korban Lapor Polisi

Redaksi
512
×

TRAGIS, Pria di Sukowono Dianiaya oleh Tetangganya Sendiri Akibat Perselisihan Soal Pohon Pepaya, Korban Lapor Polisi

Sebarkan artikel ini
tragis
korban penganiayaan Buhari

Jember, sinar.co.id,- Peristiwa tragis penganiayaan menimpa Buhari (55), seorang pria warga Dusun Krajan, RT 03 RW 05, Desa Sukokerto, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Senin malam, 31 Maret 2025, sekitar jam 21.00 WIB.

Penganiayaan terhadap Buhari, diduga dilakukan oleh tetangganya sendiri, hanya karena persoalan sepele yakni, penebangan pohon pepaya.

Menurut keterangan warga sekitar, saat itu, suasana desa masih cukup tenang, hingga tiba-tiba terdengar keributan dari rumah Buhari, cekcok mulut terjadi antara korban dan terlapor yang diketahui masih satu lingkungan dan bertetangga dekat.

Awal Mula Kejadian Peristiwa tragis

Berdasarkan keterangan dari Buhari,  insiden tersebut berawal saat dirinya mempertanyakan tindakan pelaku yang telah menebang pohon pepaya yang tumbuh di sekitar area rumah mereka.

Pohon pepaya tersebut, dikenal warga sekitar sebagai tanaman yang sering memberikan buah dan kerap diminta oleh tetangga maupun warga yang membutuhkan, terutama masyarakat sekitar yang kurang mampu.

“Saya hanya menegur baik-baik, saya bilang, kenapa pohon pepaya itu ditebang, kasihan orang-orang yang sering minta buahnya untuk dimakan atau dijual,” ujar Buhari saat ditemui usai membuat laporan di Polsek Sukowono.

Baca Juga :   Yazid Merdeka Ingatkan Pentingnya Kepastian AD/ART Usai Islah Mardiono–Agus Suparmanto

Namun, ucapan itu rupanya membuat pelaku tersinggung dan tidak terima.

Tak lama setelah percakapan tersebut, situasi berubah memanas. Tanpa diduga, pelaku langsung melayangkan pukulan kepada Buhari.

Korban mengaku dipukul sebanyak lima kali oleh pelaku di bagian wajah, yang menyebabkan luka memar di bawah mata dan serangan itu membuat Buhari terjatuh serta mengalami kesakitan hebat.

Korban Lapor Polisi Didampingi Ormas Grib Jaya

Tidak terima dengan perlakuan tersebut, Buhari segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Sukowono, didampingi oleh Heru seorang aktivis vokal sekaligus anggota ormas dari Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (Grib Jaya) dari wilayah Jember Utara.

Heru, yang mendampingi korban saat pelaporan menyampaikan bahwa, pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga korban mendapatkan keadilan yang seharusnya.

Ia menyatakan bahwa, tidak ada alasan apa pun yang membenarkan tindakan kekerasan apalagi, dilakukan hanya karena masalah pohon.

“Saya akan kawal kasus pemukulan ini sampai tuntas. Kita ingin melihat proses hukum berjalan sesuai aturan yang berlaku. Tidak boleh ada main hakim sendiri di negara hukum ini. Biarkan proses hukum berjalan dulu,” tegas Heru kepada awak media yang turut hadir di kantor polisi.

Baca Juga :   Penipuan Alsintan: Somasi Tak Diindahkan, 3 Orang Dilaporkan

Polisi Benarkan Kejadian, Masih dalam Proses Penyelidikan

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sukowono, Bripka Risang Jati Pakuan, S.H., saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan penganiayaan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa, saat ini pihak kepolisian masih dalam proses pemanggilan saksi-saksi untuk menggali keterangan lebih lanjut terkait kronologi kejadian.

“Benar, kami telah menerima laporan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh tetangga korban. Untuk saat ini kami masih memanggil dan memeriksa saksi-saksi. Segala informasi masih kami kumpulkan untuk kemudian, menentukan langkah hukum berikutnya,” ujar Bripka Risang.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terpancing emosi dan menyelesaikan persoalan secara damai tanpa kekerasan.

Menurutnya, tindakan main hakim sendiri justru akan menimbulkan masalah baru yang berujung pada proses hukum.

Warga Desa Resah, Minta Perlindungan dan Penyelesaian Damai

Peristiwa ini pun menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Desa Sukokerto. Beberapa warga menyatakan keprihatinan atas kejadian tersebut.

Baca Juga :   Polda Jatim Ambil Alih Kasus Karhutla Bromo

Banyak yang tidak menyangka bahwa, persoalan pohon pepaya bisa memicu kejadian tragis kekerasan fisik yang begitu serius.

“Kami kaget, selama ini Pak Buhari dikenal sebagai orang yang baik dan tidak pernah mencari masalah. Kami berharap kejadian ini bisa cepat selesai dan tidak terulang lagi,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Beberapa tokoh masyarakat pun meminta agar aparat desa dan kepolisian bisa memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini karena, dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik berkepanjangan antar warga.

Kasus penganiayaan yang menimpa Buhari menjadi cermin betapa pentingnya pengendalian emosi dan komunikasi antar warga.

Diharapkan, dengan adanya pendampingan dari ormas dan respons cepat dari kepolisian, korban dapat memperoleh keadilan dan pelaku mendapatkan sanksi sesuai hukum yang berlaku.

Sementara itu, masyarakat Desa Sukokerto, berharap agar kejadian ini menjadi yang terakhir dan menjadi pelajaran penting agar setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan kepala dingin, tanpa kekerasan.

tiktok.com/@sinar.co.id

 

Ikuti juga update berita terbaru sinar.co.id di Google News

Bergabung di saluran berita sinar.co.id di saluran WhatsApp