Bondowoso, sinar.co.id,– Insiden pawai Sound dan pargoy yang telan korban luka di jalan lalulintas desa Sumberanyar, kecamatan Jambesari Darussolah pada Minggu, 18 Mei 2025, dalam rangka imtihanan salah satu madrasah menuai asumsi kontra dari berbagai kalangan.
Beredar dalam video di berbagai kanal media sosial seorang wanita dan anak kecil tertimpa box soud saat perfom pawai sehingga, korban tersebut terjatuh bersamaan dengan ambruknya box soud yang tersangkut ranting pohon dan wanita mengalami luka di bagian kepala.
Dari pamflet acara, tertera setidaknya ada 6 grup sound yang turut memeriahkan acara tersebut.
Dikonfirmasi, Kapolsek Jambesari Iptu Sumanto membenarkan adanya kejadian tersebut dan telah membuat release video pernyataan korban yang sudah dalam kondisi sehat setelah mendapat perawatan kesehatan.
Kronologi Pawai Soud dan Pargoy
Menurut Iptu Sumanto, kronologi kejadian ada kegiatan pawai santri berjalan kaki dengan diiringi sound sistem yang kebetulan ada salah satu box yang jatuh mengenai simpatisan atau crew dari salah satu soun itu hingga alami luka lecet di bagian kepala.
“Namun (korban) sudah dalam keadaan sehat sudah selesai semua bahkan korban sudah membuat klarivikasi di Polsek dan sudah kondusif,” kata Kapolsek melalui Kanit Reskrim.
Menurutnya, meski rekomendasi ijin tidak dikeluarkan untuk acara tersebut namun, pihaknya bersama unsur Forkopimcam Jambesari yang lain tetap memberikan layanan pengamanan untuk acara tersebut.
Saat ditanya mengapa rekomendasi tidak dikeluarkan, Kanit Reskrim menyebut jika hal tersebut merupakan ranah dari Kanit Intel. Namun demikian, Kanit Intel saat dikonfirmasi menyebut keterangan satu pintu ke Kapolsek.
“Mohon maaf pak Kapolsek kebetulan masih baru,” katanya.
Tanggapan Camat Jambesari Darussholah
Sementara, Camat Jambesari Darussholah, Zainur Ridha menyayangkan jika acara yang notabenenya keagamaan dan diikuti oleh santri tersebut dikemas dengan gelar pawai sound dan pargoy.
“Selain terkesan menghambur haburkan uang, acara yang berlebihan seperti itu, kan juga tidak etis jangankan menjadi tuntunan, jadi tontonanpun tidak layak,” ujarnya.
Camat Zainur Ridha menyebut jika memang pihaknya mendapat surat pemberitahuan yang format suratnya bersifat tembusan saja.
“Format pemberitahuan dan izin itu Polsek kita hanya tembusan,” sebutnya.
Zainur Ridha meyakini jika, sebelumnya panitia acara tidak mengantisipasi jika jalur yang dilalui pawai merupakan jalur lintas desa yang memang banyak ranting pohon melintang jalan.
“Animo masyarakat ini cukup tinggi sehingga, memang sulit kita bendung ijin itu sebenarnya kita tidak memberikan ada pargoy seperti itu. Kita khawatir salahsatunya terjadi yang tidak kita inginkan seperti ini,” tutupnya.
Tanggapan Pegiat Sound Horeg
Dilain pihak, Affan Oebaidillah salah satu pegiat komunitas horeg dan ketua pelaksana “Bondowoso Horeg adventure”🏷️ menyebut jika acara carnaval sound atau sound di jalan raya dan pargoy saat Imtihanan itu yang harus dilarang.
“Itu berkali kali saya sampaikan waktu Kapolres Bondowoso melarang kami melanjutkan acara Bondowoso Horeg Adventure🏷️ ,” ucapnya.
Karena, menurutnya, gelar Bondowoso Horeg Adventure adalah upaya mewadahi kreatifitas dan kecintaan masyarakat terhadap Soud Horeg dengan melokalisir pelaksanaannya.
“Hal yang terjadi di Sumberanyar sangat disayangkan, kenapa terjadi pembiaran, sehingga, tidak adanya pihak kepolisian di acra tersebut, sehingga mengakibatkan insiden sound jatuh dan memakan korban luka,” tutupnya.
