Bondowoso, sinar.co.id,- Di hari ke 3 (tiga), survivor Fahrul Hidayatullah alias Baim (18) yang terjatuh dari punggung ke dasar jurang Gunung Saeng🏷️ Bondowoso, proses efakuasi jenazahnya belum juga dapat dilakukan hingga, meminta bantuan ke Basarnas Surabaya.
Sebelumnya, tim SAR Jember gagal evakuasi di hari ke 2🏷️ mengingat terkendala cuaca dan medan yang terjal serta sempat terjadi insiden robeknya kantong jenazah yang digunakan mengangkat survivor.
Disampiakan tim SAR Jember, Jatmika, saat berada di posko evakuasi Desa Sumber Waru mengatakan, proses evakuasi dihentikan karena selain terkendala cuaca yang tiba-tiba hujan deras, kekuatan tim evakuasi juga sudah mulai menurun.
Selain itu, dengan medan yang terjal, posisi jenazah Baim harus diangkat menggunakan tali dari jurang berkedalaman 150 meter di sisi selatan Gunung Saeng sehingga, membuat proses evakuasi memerlukan waktu lama.
“Karena kondisi cuaca akan dilanjutkan besok dan kekuatan personel sudah mulai melemah. Sehingga besok akan ada pergantian personel, agar proses evakuasi bisa berjalan optimal,” katanya, pada Sabtu, (3/5/2025).
Proses evakuasi memang sangat menguras tenaga dan sangat berbahaya. Bahkan, kata Jatmika, sejauh ini sudah ada beberapa orang dari tim SAR yang mengalami cidera saat proses evakuasi.
“Tim dari Basarnas, beberapa orang mengalami cidera,” ungkapnya.
Penambahan Personel Basarnas Surabaya
Melihat kondisi tersebut, SAR Jember berupaya untuk menambah personel dengan meminta bantuan dari Basarnas Surabaya. Agar, jenazah Baim bisa segera dievakuasi dari dalam jurang, pada besok pagi, Ahad (4/5/2025).
“Kami upayakan ada penambahan personel dari SAR Surabaya, yang kemungkinan sore hari ini sudah berangkat menuju Bondowoso. Sehingga, besok pagi bisa segera bergerak melakukan evakuasi,” ujar Jatmika.
Untuk saat ini posisi jenazah Baim posisinya sudah bergerak dari tempat awal ditemukan. Namun, Basarnas menerangkan pergerakan tersebut belum begitu signifikan karena, banyaknya kendala di lapangan.
“Ada sedikit peningkatan tapi, tidak begitu signifikan. Karena banyak obstacle (rintangan) di lapangan dan kondisi cuaca yang mempengaruhi proses evakuasi. Untuk kantong jenazah aman,” pungkasnya.












